
Dolar AS Dekati Rp 14.000, BI Lengah?
Ramadhani Prihatini, CNBC Indonesia
04 May 2018 13:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) dinilai lengah dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Pasalnya dolar AS melambung tinggi tak tertahankan hingga saat ini menyentuh level Rp 13.939/US$ dan terus mendekati Rp 14.000/US$.
"BI terlalu lengah. Karena mereka mengharapkan rupiah akan stabil di tengah gejolak pasar tanpa menaikkan suku bunga," kata VP Riset & Analis PT Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckhere kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/5/2018).
Menurut Nico, suku bunga acuan 7-Day RR jika dinaikkan lebih jauh maka efektif ketimbang membuang cadangan devisa begitu saja.
"Lihat saja apa yang terjadi dengan peso Argentina di mana bank sentral juga telat bertindak dan kini panik dengan menaikkan suku bunga sebesar 300 bps sampai 2 kali berturut-turut," paparnya.
"Dengan menaikkan suku bunga disertai intervensi secara verbal, BI dapat memberikan sinyal ke pasar bahwa mereka akan menjaga pasar. Ini bisa menenangkan pelaku pasar secara psikologis," ungkapnya.
Dengan menaikkan suku bunga antara 25-75 bps maka bunga ril masih tetap rendah melihat tingkat bunga acuan BI masih di level 4,25%.
"Lagipula apabila menaikkan suku bunga sebesar 25 hingga 75 bps, suku bunga secara nominal maupun relatif tetap rendah kan?" kata Nico.
Nico memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berada di range Rp 13.800 - Rp 14.250/US$ pada akhir triwulan II-2018 ini.
(dru) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
"BI terlalu lengah. Karena mereka mengharapkan rupiah akan stabil di tengah gejolak pasar tanpa menaikkan suku bunga," kata VP Riset & Analis PT Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckhere kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/5/2018).
Menurut Nico, suku bunga acuan 7-Day RR jika dinaikkan lebih jauh maka efektif ketimbang membuang cadangan devisa begitu saja.
"Dengan menaikkan suku bunga disertai intervensi secara verbal, BI dapat memberikan sinyal ke pasar bahwa mereka akan menjaga pasar. Ini bisa menenangkan pelaku pasar secara psikologis," ungkapnya.
Dengan menaikkan suku bunga antara 25-75 bps maka bunga ril masih tetap rendah melihat tingkat bunga acuan BI masih di level 4,25%.
"Lagipula apabila menaikkan suku bunga sebesar 25 hingga 75 bps, suku bunga secara nominal maupun relatif tetap rendah kan?" kata Nico.
Nico memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berada di range Rp 13.800 - Rp 14.250/US$ pada akhir triwulan II-2018 ini.
(dru) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular