
Dolar AS Bisa Tembus Rp 14.000, Ini Proyeksi Lengkapnya!
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
04 May 2018 11:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih terus tertekan. Puncaknya memang di akhir kuartal II-2018 yang diproyeksikan bisa menembus Rp 14.000/US$.
Dalam median polling beberapa institusi kepada Reuters, seperti dikutip Jumat (4/5/2018) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di akhir kuartal II-2018 berada di Rp 13.700/US$.
Range terendah yang disampaikan institusi luar negeri ini berada di level Rp 13.450/US$. Sedangkan posisi tertingginya berada di Rp 14.050/US$.
Berikut proyeksi beberapa institusi rupiah terhadap dolar AS di kuartal II-2018 :
Sementara ini proyeksi beberapa ekonom :
VP Riset & Analis PT Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckhere : Rp 13.800 - Rp 14.250/US$
"Selama BI masih tidak mau menaikkan suku bunga juga, rupiah masih akan cenderung tertekan," ungkap Nico.
Ekonom FEB UI Fithra Hastiadi : Rp 13.900 - Rp 14.100/US$
"Kondisi nilai tukar sekarang sudah semakin undervalued," kata Fithra.
Fithra menilai, gejolak terhadap nilai tukar pada kuartal II akan semakin besar, terutama yang bersumber dari faktor global seperti ekspetasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate dan normalisasi yang dilakukan sejumlah negara.
"Tapi depresiasinya secara persentase tidak akan lebih dari 5%. Maksimal 2-3%," katanya.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah : Rp 13.800 - Rp 13.900/US$
Pergerakan rupiah pada tiga bulan ke depan, tidak hanya dipengaruhi dari kondisi global melainkan juga dari sisi perkembangan domestik.
Pelaku pasar saat ini dianggap masih menanti arah kebijakan bank sentral yang berencana melakukan penyesuaian suku bunga acuan demi meredam gejolak nilai tukar. Namun jika ekspektasi pasar tak terpenuhi, bukan tidak mungkin rupiah menyentuh level psikologis baru.
"Pasar sedang menunggu. Kalau seandainya BI tidak hint [penyesuaian suku bunga] pasar akan lebih bergejolak. Kalau ekspektasi pasar tak terpenuhi, akan ada punishment," kata Piter.
"Kalau tidak sesuai ekspektasi pasar, BI menahan suku bunga acuan lagi, dan hanya mengandalkan intervensi, direspons negatif,"
Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro : Rp 13.800 - Rp 13.900/US$
"Saya rasa kuartal II-2018 ini tekanan masih tinggi selain karena faktor eksternal yang sudah ada juga karena adanya permintaan dolar yang tinggi untuk dividen payment serta kebutuhan dolar untuk liburan dan impor," kata Andry.
Kepala Ekonom BCA David Sumual : Rp 13.600/US$ (Rata-rata sampai akhir tahun)
"Kalau proyeksi Q2, BCA belum ada. Baru dihitung secara fundamental sampai akhir tahun Rp 13.600. Tapi masih ada kemungkinan besar untuk overshoot," kata David.
Rupiah terhadap dolar AS di kurs acuan bergerak menguat. Namun di pasar spot, rupiah masih bergerak labil.
Pada Jumat (4/5/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di posisi Rp 13.943. Rupiah menguat 0,16% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, dolar AS pada pukul 10:05 WIB diperdagangkan di Rp 13.945. Greenback menguat 0,07%.
Padahal saat pembukaan rupiah mampu menguat 0,07% di Rp 13.925/US$. Saat ini, posisi terlemah rupiah ada di Rp 13.947/US$ dan terkuatnya di Rp 13.925/US$.
(Gita Rossiana/Chandra Gian Asmara/Ramadhani Prihatini)
(dru) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Dalam median polling beberapa institusi kepada Reuters, seperti dikutip Jumat (4/5/2018) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di akhir kuartal II-2018 berada di Rp 13.700/US$.
Range terendah yang disampaikan institusi luar negeri ini berada di level Rp 13.450/US$. Sedangkan posisi tertingginya berada di Rp 14.050/US$.
- ANZ Bank : Rp 13.600/US$
- Bank Permata : Rp 13.600/US$
- Citigroup : Rp 13.677/US$
- DBS Bank : Rp 13.747/US$
- Deutsche Bank : Rp 14.050/US$
- Hana Daetoo : Rp 13.600/US$
- ING : Rp 13.760/US$
- Julius Baer : Rp 13.900/US$
- Maybank : Rp 13.650/US$
- Mizuho Bank : Rp 13.650/US$
- MUFG : Rp 13.700/US$
- Natixis : Rp 13.900/US$
- Nomura : Rp 14.050/US$
- OCBC : Rp 13.850/US$
- Rabobank : Rp 13.550/US$
- UOB : Rp 13.800/US$
Sementara ini proyeksi beberapa ekonom :
VP Riset & Analis PT Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckhere : Rp 13.800 - Rp 14.250/US$
"Selama BI masih tidak mau menaikkan suku bunga juga, rupiah masih akan cenderung tertekan," ungkap Nico.
Ekonom FEB UI Fithra Hastiadi : Rp 13.900 - Rp 14.100/US$
"Kondisi nilai tukar sekarang sudah semakin undervalued," kata Fithra.
Fithra menilai, gejolak terhadap nilai tukar pada kuartal II akan semakin besar, terutama yang bersumber dari faktor global seperti ekspetasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate dan normalisasi yang dilakukan sejumlah negara.
"Tapi depresiasinya secara persentase tidak akan lebih dari 5%. Maksimal 2-3%," katanya.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah : Rp 13.800 - Rp 13.900/US$
Pergerakan rupiah pada tiga bulan ke depan, tidak hanya dipengaruhi dari kondisi global melainkan juga dari sisi perkembangan domestik.
Pelaku pasar saat ini dianggap masih menanti arah kebijakan bank sentral yang berencana melakukan penyesuaian suku bunga acuan demi meredam gejolak nilai tukar. Namun jika ekspektasi pasar tak terpenuhi, bukan tidak mungkin rupiah menyentuh level psikologis baru.
"Pasar sedang menunggu. Kalau seandainya BI tidak hint [penyesuaian suku bunga] pasar akan lebih bergejolak. Kalau ekspektasi pasar tak terpenuhi, akan ada punishment," kata Piter.
"Kalau tidak sesuai ekspektasi pasar, BI menahan suku bunga acuan lagi, dan hanya mengandalkan intervensi, direspons negatif,"
Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro : Rp 13.800 - Rp 13.900/US$
"Saya rasa kuartal II-2018 ini tekanan masih tinggi selain karena faktor eksternal yang sudah ada juga karena adanya permintaan dolar yang tinggi untuk dividen payment serta kebutuhan dolar untuk liburan dan impor," kata Andry.
Kepala Ekonom BCA David Sumual : Rp 13.600/US$ (Rata-rata sampai akhir tahun)
"Kalau proyeksi Q2, BCA belum ada. Baru dihitung secara fundamental sampai akhir tahun Rp 13.600. Tapi masih ada kemungkinan besar untuk overshoot," kata David.
Rupiah terhadap dolar AS di kurs acuan bergerak menguat. Namun di pasar spot, rupiah masih bergerak labil.
Pada Jumat (4/5/2018), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di posisi Rp 13.943. Rupiah menguat 0,16% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, dolar AS pada pukul 10:05 WIB diperdagangkan di Rp 13.945. Greenback menguat 0,07%.
Padahal saat pembukaan rupiah mampu menguat 0,07% di Rp 13.925/US$. Saat ini, posisi terlemah rupiah ada di Rp 13.947/US$ dan terkuatnya di Rp 13.925/US$.
(Gita Rossiana/Chandra Gian Asmara/Ramadhani Prihatini)
(dru) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular