Internasional

Uniqlo Dorong Penjualan Online dengan Buka Toko-toko Baru

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
03 May 2018 16:56
Uniqlo ingin menggandakan rasio penjualan online rantai pakaian global menjadi 20% dalam dua tahun ke depan atau lebih.
Foto: courtesy Uniqlo
Tokyo, CNBC Indonesia - Operator Uniqlo, Fast Retailing, meluncurkan serangan balik melawan Amazon.com dan saingan lainnya di pasar fesyen online dengan menggunakan jaringan luas toko-toko fisiknya. Upaya itu juga ditempuh untuk membedakan usahanya dengan para pesaing.

Salah satu tujuannya adalah untuk menggandakan rasio penjualan online rantai pakaian global menjadi 20% dalam dua tahun ke depan atau lebih, kata chairman dan CEO Fast Retailing Tadashi Yanai dalam sebuah wawancara. Strateginya termasuk memperkuat lini produk yang hanya dijual melalui internet, dilansir dari Nikkei Asian Review hari Kamis (3/5/2018).

"Kami memperbarui situs belanja online kami, sistem, dan distribusi di seluruh dunia," kata Yanai.

Pada saat yang sama, Fast Retailing bermaksud mempercepat pembukaan toko baru di luar Jepang dan juga sebagian besar di tempat lain di Asia. Manajemen percaya toko fisik memberikan perusahaan keunggulan atas saingan online-nya yang berkembang pesat, seperti Amazon dan Zozotown, sebuah mal fesyen online Jepang.

Lokasi toko memungkinkan perusahaan menawarkan kemudahan seperti pickup atau pengambilan barang di dalam toko. Fast Retailing menyediakan layanan klik-dan-ambil di beberapa negara, seperti Jepang, Uni Eropa ,dan China.

Penjualan online tahunan Uniqlo sekarang mencapai sekitar 140 miliar yen (US$1,28 miliar atau Rp 17,9 triliun), atau 9% dari total penjualan perusahaan. Sebagai perbandingan, peritel busana Spanyol, Inditex, yang dikenal dengan merek Zara, memperoleh setara dengan 330 miliar yen dari penjualan online.

Penjualan konsolidasi Fast Retailing untuk tahun yang berakhir Agustus 2018 diperkirakan akan melampaui 2 triliun yen untuk pertama kalinya, terutama didorong oleh operasi Uniqlo di luar negeri. Saat ini perusahaan menjalankan hampir 2.000 toko di 19 negara dan wilayah. Jumlah toko asing melebihi jumlah tokonya di Jepang, dan penjualan untuk enam bulan hingga Februari melampaui penjualan dalam negeri.

"Penjualan pakaian semi-pesanan kami cepat dan kami akan membawa layanan ke bagian dunia yang lebih luas," kata Yanai. Hal ini melibatkan pembuatan kaos dan pakaian berdasarkan pengukuran yang diambil oleh pegawai penjualan di toko-toko, meskipun pesanan yang sebenarnya dapat dilakukan secara online.


Ketika membahas pembukaan toko, perusahaan bermaksud untuk terus menambahkan lokasi di luar negeri lebih cepat dari di Jepang pada tahun fiskal saat ini. Perusahaan berencana menambah 20 toko di Eropa, 40 toko di Asia Tenggara, dan 100 toko di China.

Yanai percaya industri ini mencapai titik di mana "batas antara dunia nyata dan dunia maya akan lenyap."

Ia percaya bahwa penjualan online akan lebih tinggi dan terus bertumbuh, yang sebagian besar didorong oleh konsumen muda, sehingga sangat penting untuk tetap kompetitif, juga untuk terus meningkatkan toko fisik.

Yanai kembali menepis prospek bermitra dengan Amazon.
(prm) Next Article Laba MAPI Tembus Rp 933 M di 2019, Saham Masih Anjlok 41%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular