
Antisipasi Margin Terus Turun, BRI Kuatkan Digital Banking
Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 May 2018 13:43

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyatakan penurunan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) pada kuartal pertama ini tak menjadi soal. Pasalnya perusahaan mengantisipasi hal ini dengan pengembangan pendapatan non bunga (fee based income) yang lebih baik.
Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan penurunan NIM ini sudah sesuai dengann himbauan pemerintah untuk menurunkan suku bunga kredit, sehingga mau tak mau hal ini berdampak pada tingkat NIM perusahaan.
"NIM turun harus dong, kewajiban kita NIM turun karena suku bunga kita tekan turun sesuai himbauan pemerintah, harusnya Indonesia ini suku bunga harus turun terus," kata Suprajarto di Sentra BRI, Jakarta, Kamis (3/5).
Sementara itu, dengan adanya kemungkinan suku bunga yang kemungkinan akan dinaikkan di akhir tahun ini tak menjadi soal bagi BRI karena perusahaan terus mengembangkan pendapatan perusahaan non bunga dengan mengembangkan digital banking.
"Terkait apa yang akan dilakukan untuk mengantisipasi itu, kita akan mengembangkan digital banking," kata dia.
Adapun NIM perusahaan sepanjang kuartal pertama tahun ini mengalami penurunan dari 8,08% menjadi 7,49%. Meski demikian, penyaluran kredit hingga akhir Maret justru tumbuh 11,2% menjadi Rp 757,68 triliun, naik dari Rp 681,27 triliun secara year on year.
"Sebetulnya harapan saya tidak terlalu berpengaruh (kenaikan suku bunga BI) karena tidak semata-mata dari NIM ya tapi pendapatan bisa dari fee based income, efisiensi dan sebagainya yang akan menekan cost," imbuh dia.
(roy) Next Article Laba Bank BRI Kuartal I-2018 Rp 7,4 T, Naik 11,3%
Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan penurunan NIM ini sudah sesuai dengann himbauan pemerintah untuk menurunkan suku bunga kredit, sehingga mau tak mau hal ini berdampak pada tingkat NIM perusahaan.
"Terkait apa yang akan dilakukan untuk mengantisipasi itu, kita akan mengembangkan digital banking," kata dia.
Adapun NIM perusahaan sepanjang kuartal pertama tahun ini mengalami penurunan dari 8,08% menjadi 7,49%. Meski demikian, penyaluran kredit hingga akhir Maret justru tumbuh 11,2% menjadi Rp 757,68 triliun, naik dari Rp 681,27 triliun secara year on year.
"Sebetulnya harapan saya tidak terlalu berpengaruh (kenaikan suku bunga BI) karena tidak semata-mata dari NIM ya tapi pendapatan bisa dari fee based income, efisiensi dan sebagainya yang akan menekan cost," imbuh dia.
(roy) Next Article Laba Bank BRI Kuartal I-2018 Rp 7,4 T, Naik 11,3%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular