Dolar Terus Dekati Rp 14.000, Yield Surat Utang Naik

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
03 May 2018 10:47
Yield surat utang global kembali mengalami kenaikan setelah Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia -Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) membuat ikut memicu kenaikan imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Rabu (2/5).

Selain itu, saat ini imbal hasil surat utang global kembali mengalami kenaikan setelah Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan.

Hal tersebut tampak dari hasil lelang penjualan sukuk (SBSN) juga terlihat investor masih menahan diri untuk melakukan pembelian SBN di tengah berlanjutnya aksi jual oleh investor asing.

Pemerintah hanya meraup dana senilai Rp 1,380 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 03112018 (new issuance), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS015 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada perdagangan Rabu (2/5).

Analis MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengatakan saat ini terjadi perubahan yield pada kisaran 1 - 10 basis poin (bps). Imbal hasil SUN tenor pendek (1-4 tahun) naik berkisar antara 5 - 8 bps dengan harga turun hingga sebesar 25 bps.

Selain itu, lanjutnya, jika dilihat secara teknikal, harga SUN masih mengalami tren sideways tetapi masih di area jenuh jual, membuka peluang adanya aksi beli oleh investor.

"Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga SUN akan kembali mengalami penurunan di tengah nilai tukar yang masih akan cenderung melemah didorong oleh faktor eksternal walaupun data inflasi mengalami perbaikan," ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (3/5).
(hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular