Dolar AS Dekati Rp 14.000, IHSG Masih Bisa Menghijau 0,29%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 May 2018 16:34
IHSG menguat 0,29% ke level 6.012,24 pada perdagangan hari ini. Penguatan IHSG terjadi kala mayoritas bursa saham kawasan regional ditransaksikan di zona merah.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,29% ke level 6.012,24 pada perdagangan hari ini. Penguatan IHSG terjadi kala mayoritas bursa saham kawasan regional ditransaksikan di zona merah.

Indeks Nikkei turun 0,16%, indeks Shanghai turun 0,3%, indeks Hang Seng turun 0,27%, indeks Strait Times turun 0,05%, indeks Kospi turun 0,39%, dan indeks KLCI (Malaysia) turun 0,98%.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 9,2 triliun dengan volume sebanyak 8,59 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 500.928 kali.

Data inflasi menjadi penyelamat bursa saham dalam negeri pada hari ini. IHSG sebelumnya sempat mencapai titik terendah di level 5.970,34. Namun, pasca data inflasi diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pukul 11:00 WIB, IHSG mulai menipiskan kekalahannya dan pada akhirnya berhasil mengakhiri hari di teritori positif.

Data inflasi periode April diumumkan sebesar 0,1% MoM (3,41% YoY), lebih rendah dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia yang sebesar 0,14% MoM (3,49% YoY).

Inflasi yang lebih rendah dari perkiraan ini nampak telah memberikan kelegaan bagi investor. Pasalnya, inflasi yang tinggi bisa memberikan tekanan lebih lanjut bagi daya beli masyarakat Indonesia. Sepanjang bulan lalu, kehadiran panen raya telah banyak membantu dalam menjaga inflasi di tingkat yang rendah.

Dari sisi eksternal, sentimen juga cukup mendukung bagi bursa saham domestik untuk membukukan penguatan. Pada 30 April waktu setempat, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk memperpanjang masa pengecualian pengenaan bea masuk baja dan aluminium bagi Kanada, Meksiko, Argentina, Australia, Brazil, dan negara-negara Uni Eropa selama 30 hari guna membuka ruang negosiasi lebih lanjut.

Kemudian, delegasi AS yang salah satunya berisi Menteri Keuangan Steve Mnuchin dijadwalkan bertemu dengan pejabat pemerintahan China besok (3/5/2018) guna membahas isu-isu terkait perdagangan. Sebelumnya, Mnuchin yang merupakan mantan bankir Goldman Sachs tersebut sempat menyuarakan optimismenya terkait dengan pertemuan tersebut.

Secara sektoral, sektor jasa keuangan merupakan sektor dengan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG. Sektor ini ditutup naik 1,06% dan berkontribusi sebesar 18,2 poin bagi total kenaikan IHSG yang sebesar 17,6 poin.

Penguatan harga saham bank-bank BUKU IV merupakan motor utama dari kinclongnya kinerja sektor jasa keuangan hari ini: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 3,62%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1,05%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 0,31%.

Di sisi lain, penguatan IHSG tertahan oleh kembali melemahnya rupiah. Sampai akhir perdagangan IHSG, rupiah terkoreksi 0,25% ke level 13.945/dolar AS. Bahkan, rupiah sempat mencapai titik terlemahnya di level 13,960/dolar AS. Potensi rupiah menyentuh level psikologis Rp 14.000/dolar AS kini semakin terbuka lebar.

Dolar AS memang sedang berada dalam posisi yang perkasa. Pada perdagangan kemarin (1/5/2018), indeks dolar AS yang menggambarkan pergerakan greenback terhadap mata uang utama dunia lainnya menguat hingga 0,66%.

Investor nampak bermain aman dengan memegang dolar AS sembari menantikan hasil pertemuan dari the Federal Reserve selaku bank sentral AS yang akan dirilis pada dini hari besok (3/5/2018).

Walaupun suku bunga acuan diyakini masih akan ditahan di rentang rentang 1,5%-1,75% pada pertemuannya kali ini, investor akan mencermati pernyataan resmi dari the Fed. Mereka takut akan ada indikasi suku bunga acuan dinaikkan lebih dari 3 kali pada tahun ini.

Merespon pelemahan rupiah, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih, dengan nilai sebesar Rp 511,66 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing diantaranya: PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 132,9 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 110,3 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 51,2 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 33,2 miliar), dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 30,9 miliar).
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular