Sempat Koreksi 0,4%, Sesi I IHSG Membaik Hanya Turun 0,05%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 May 2018 12:33
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,05% ke level 5.991,61 pada akhir sesi 1.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,05% ke level 5.991,61 pada akhir sesi I. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 4,2 triliun dengan volume sebanyak 4,97 miliar saham dan frekuensi perdagangan sebanyak 312.535.

IHSG sebelumnya sempat mencapai titik terendah di level 5.970,34. Namun, pasca data inflasi diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pukul 11:00 WIB, IHSG mulai menipiskan kekalahannya. Data inflasi periode April diumumkan sebesar 0,1% MoM (3,41% YoY), lebih rendah dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia yang sebesar 0,14% MoM (3,49% YoY).

Inflasi yang lebih rendah dari perkiraan ini nampak telah memberikan kelegaan bagi investor. Pasalnya, inflasi yang tinggi bisa memberikan tekanan lebih lanjut bagi daya beli masyarakat Indonesia. Sepanjang bulan lalu, kehadiran panen raya telah banyak membantu dalam menjaga inflasi di tingkat yang rendah.

Saham-saham yang banyak berkontribusi bagi pelemahan IHSG diantaranya: PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (-1,41%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,35%), PT United Tractors Tbk/UNTR (-2,57%), PT Semen Baturaja Tbk/SMBR (-7,4%), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-0,62%).

Pelemahan rupiah merupakan sentimen negatif utama yang mewarnai perdagangan hari ini. Sampai dengan akhir perdagangan sesi 1, rupiah terkoreksi 0,27% ke level 13.947/dolar AS.
Bahkan, rupiah sempat mencapai titik terlemahnya di level 13,950/dolar AS. Potensi rupiah menyentuh level psikologis Rp 14.000/dolar AS kini semakin terbuka lebar.

Dolar AS memang sedang berada dalam posisi yang perkasa. Pada perdagangan kemarin (1/5/2018), indeks dolar AS yang menggambarkan pergerakan greenback terhadap mata uang utama dunia lainnya menguat hingga 0,66%.

Investor nampak bermain aman dengan memegang dolar AS sembari menantikan hasil pertemuan dari the Federal Reserve selaku bank sentral AS yang akan dirilis pada dini hari besok (3/5/2018). Walaupun suku bunga acuan diyakini masih akan ditahan di rentang rentang 1,5%-1,75% pada pertemuannya kali ini, investor akan mencermati pernyataan resmi dari the Fed. Mereka takut akan ada indikasi suku bunga acuan dinaikkan lebih dari 3 kali pada tahun ini.

Merespon hal tersebut, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih, dengan nilai sebesar Rp 188,19 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular