
Pernyataan Jokowi Legakan Pasar, Rupiah Teruskan Penguatan
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 April 2018 12:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat pada perdagangan awal pekan ini. Pergerakan dolar AS memang tengah melandai dan rupiah mampu memanfaatkannya dengan apresiasi.
Pada Senin (30/4/2018) pukul 12:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 13.880. Rupiah menguat 0,04% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.
Rupiah menjadi bintang di antara mata uang Asia, yang cenderung melemah terhadap greenback. Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS:
Sementara terhadap mata uang utama, dolar AS justru melandai cenderung lemah. Dollar Index, yang mengukur posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama, turun tipis 0,01% alias hampir tidak bergerak.
Pekan lalu, Dollar Index naik hingga 1,3%, kenaikan tertinggi selama lebih dari dua bulan terakhir. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.
Oleh karena itu, sepertinya rupiah berhasil memanfaatkan peluang pelemahan dolar lebih karena dorongan dari dalam negeri. Salah satu perkembangan yang menyebabkan pelaku pasar optimistis adalah pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hari ini, Jokowi menyatakan bahwa pemerintah tidak akan mengintervensi kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) terkait nilai tukar.
"Pemerintah nggak akan intervensi moneter karena itu di BI," ujar Jokowi.
Pernyataan Jokowi memberikan garansi bahwa otoritas moneter independen dari pemerintah. Hal ini tentu melegakan pasar, sehingga rupiah pun lebih diapresiasi.
BI pekan lalu juga menyebutkan bahwa bank sentral berkomitmen untuk menjaga stablitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya. Ini dilakukan melalui intervensi di pasar valas maupun obligasi negara.
Bahkan BI juga menyatakan tidak akan ragu menyesuaikan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate apabila pelemahan kurs sudah mengancam target inflasi dan stabilitas sistem keuangan. Dengan pernyataan Kepala Negara, artinya pemerintah tidak akan campur tangan bila BI benar-benar menaikkan suku bunga, meski pertaruhannya adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Senin (30/4/2018) pukul 12:00 WIB, US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 13.880. Rupiah menguat 0,04% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.
![]() |
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 109,13 | -0,10 |
Won Korsel | 1.066,00 | -0,02 |
Dolar Taiwan | 29,58 | -0,03 |
Dolar Singapura | 1,32 | -0,03 |
Ringgit Malaysia | 3,92 | -0,03 |
Peso Filipina | 51,74 | -0,23 |
Baht Thailand | 31,51 | -0,03 |
Sementara terhadap mata uang utama, dolar AS justru melandai cenderung lemah. Dollar Index, yang mengukur posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama, turun tipis 0,01% alias hampir tidak bergerak.
![]() |
"Pemerintah nggak akan intervensi moneter karena itu di BI," ujar Jokowi.
Pernyataan Jokowi memberikan garansi bahwa otoritas moneter independen dari pemerintah. Hal ini tentu melegakan pasar, sehingga rupiah pun lebih diapresiasi.
BI pekan lalu juga menyebutkan bahwa bank sentral berkomitmen untuk menjaga stablitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya. Ini dilakukan melalui intervensi di pasar valas maupun obligasi negara.
Bahkan BI juga menyatakan tidak akan ragu menyesuaikan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate apabila pelemahan kurs sudah mengancam target inflasi dan stabilitas sistem keuangan. Dengan pernyataan Kepala Negara, artinya pemerintah tidak akan campur tangan bila BI benar-benar menaikkan suku bunga, meski pertaruhannya adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular