Korea Utara dan Selatan Berdamai, IHSG Menguat 0,17%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 April 2018 16:38
Penguatan IHSG senada dengan bursa saham kawasan regional lainnya yang juga diperdagangkan di zona hijau.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,17% pada perdgangan terakhir di pekan ini ke level 5.919,24. Penguatan IHSG senada dengan bursa saham kawasan regional lainnya yang juga diperdagangkan di zona hijau.

Indeks Nikkei naik 0,66%, indeks Shanghai naik 0,23%, indeks Hang Seng naik 0,91%, indeks Strait Times naik 0,2%, indeks Kospi naik 0,68%, indeks SET (Thailand) naik 0,26%, dan indeks KLCI (Malaysia) naik 0,6%.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 9,11 triliun dengan volume sebanyak 8,26 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 383.782 kali.

Sentimen positif bagi bursa saham regional datang dari perjanjian Korea Utara dan Selatan untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung selama 7 dekade lamanya. Korea Utara juga setuju untuk melakukan denuklirisasi secara penuh.

Kedua negara mengatakan bahwa mereka akan secara formal mengumumkan resolusi untuk mengakhiri perang dan mengubah gencatan senjata yang saat ini sedang berlangsung menjadi perjanjian damai pada akhir tahun.

Hal tersebut disampaikan pasca pemimpin kedua negara yaitu Kim Jong Un dan Moon Jae-In mengadakan pertemuan bersejarah pada hari ini.

Namun, investor patut mewaspadai penguatan IHSG pada hari ini. Pasalnya, IHSG sempat menguat hingga 1% pada awal perdagangan, sebelum berangsur-angsur turun. Ada hal yang membatasi pergerakan IHSG pada hari ini.

Pertama, pergerakan rupiah. Walaupun ditutup stabil di level Rp 13.885/dolar AS, rupiah cenderung bergerak melemah sepanjang hari dan sempat mencapai titik terlemahnya di level Rp 13.896/dolar AS. Rupiah yang masih berdarah-darah membuat investor sangat berhati-hati dalam bertransaksi.

Kedua, valuasi IHSG yang relatif 'mahal' jika dibandingkan dengan bursa saham negara-negara tetangga. Hal ini terlihat dari price-earnings ratio (PER) IHSG yang sebesar 16,81 kali, seperti dikutip dari Reuters. PER IHSG tersebut lebih tinggi dibandingkan indeks KLCI (Malaysia) yang sebesar 16,69 kali, Nikkei (16,01 kali), Shanghai (13,54 kali), Hang Seng (12,26 kali), Kospi (12,1 kali), dan Strait Times (11,78 kali). Semakin tinggi PER, artinya indeks saham semakin dihargai tinggi oleh investor.

PER IHSG tercatat hanya lebih rendah dari indeks Nifty (India) yang sebesar 22,19x, PSI (Filipina) yang sebesar 19,77x, dan SET (Thailand) yang sebesar 16,82x.

Tingginya valuasi membuat bursa saham dalam negeri menjadi kurang menarik.

Sebanyak 4 sektor saham ditutup menguat, dipimpin oleh sektor aneka industri yang menguat hingga 1,67%, sektor industri dasar dan kimia ditutup flat, sementara 5 sektor lainnya mengakhiri hari di zona merah.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi penguatan IHSG diantaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+2,56%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+2,19%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+2,21%), PT Astra International Tbk/ASII (+2,12%), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (+3,16%).

Merespon rupiah yang masih berada dalam tekanan dan valuasi yang relatif tinggi, investor asing melakukan kembali melakukan jual bersih, kali ini senilai Rp 357,83 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas investor pada hari ini diantaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 171,23 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 82,17 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 70,85 miliar), PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (Rp 70,67 miliar), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 70,38 miliar).
(ank/ank) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular