
Baru Buka 30 Menit, Nilai Transaksi Saham Capai Rp 2T
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 April 2018 09:39

Jakarta, CNBC Indonesia - IHSG Menguat 1,04% pada pagi hari ini ke level 5.970,58. Penguatan IHSG sejalan dengan mayoritas bursa saham utama di kawasan Asia yang juga diperdagangkan menguat.
Nilai transaksi terbilang sangat besar. Dalam 30 menit pertama perdagangan, nilai transaksi telah mencapai Rp 2 triliun. Padahal, rata-rata nilai transaksi harian hanya sebesar Rp 8,95 triliun.
Investor nampak gencar melakukan aksi beli pasca koreksi IHSG yang sudah begitu dalam. Sepanjang tahun ini sampai dengan penutupan perdagangan kemarin (26/4/2018), IHSG tekah terkoreksi sebesar 7,02%. Jika dihitung dari titik tertingginya di level 6.689,29, koreksi IHSG bahkan sudah mencapai 11,66%.
Jika dibandingkan dengan bursa saham negara-negara tetangga, kinerja IHSG memang terbilang sangat buruk. Pasalnya, sepanjang tahun ini bursa saham Malaysia masih bisa menguat sebesar 3,09%, bursa saham Thailand menguat 1,11%, dan bursa saham India menguat 0,83%.
Lantas, koreksi yang sudah begitu dalam membuka ruang akumulasi bagi para investor. Terlebih, sentimen domestik dan eksternal sama-sama mendukung. Dari dalam negeri, Pelaku pasar nampak mengapresiasi sikap tegas Bank Indonesia (BI) yang tak segan untuk menaikkan suku bunga acuan guna meredam pelemahan rupiah. Dalam konferensi pers yang digelar kemarin (26/4/2018), Gubernur BI Agus Martowardojo menegaskan bahwa bank sentral tidak ragu untuk menyesuaikan suku bunga acuan bila pelemahan kurs dinilai sudah mengganggu pencapaian target inflasi dan membahayakan stabilitas sistem keuangan.
Ditambah lagi, BI juga aktif melakukan intervensi di pasar valuta asing dan Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai yang besar, seperti diungkapkan Agus beberapa hari lalu.
Dari sisi eksternal, Keputusan European Central Bank (ECB) untuk menahan suku bunga acuan di level 0% telah memberikan kelegaan bagi investor. Pasalnya, jika ECB mengikuti langkah the Federal Reserve selaku bank sentral AS dengan menaikkan suku bunga, aliran modal keluar dari pasar modal bisa membengkak.
Sementara itu, tensi geopolitik terasa begitu sejuk pasca Kim Jong Un resmi menjadi pimpinan Korea Utara pertama yang mengunjungi Korea Selatan pasca perang antar kedua negara meletus. Kunjungan Kim ini merupakan bagian dari konferensi pertama antara Korea Utara dan Selatan dalam lebih dari 1 dekade.
Pada hari ini, kedua negara dijadwalkan untuk menandatangani berbagai kesepakatan. Namun, sampai saat ini belum jelas kesepakatan apa yang dimaksud. Pelaku pasar berharap akan ada kesepakatan terkait dengan program denuklirisasi oleh Korea Utara.
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Nilai transaksi terbilang sangat besar. Dalam 30 menit pertama perdagangan, nilai transaksi telah mencapai Rp 2 triliun. Padahal, rata-rata nilai transaksi harian hanya sebesar Rp 8,95 triliun.
Investor nampak gencar melakukan aksi beli pasca koreksi IHSG yang sudah begitu dalam. Sepanjang tahun ini sampai dengan penutupan perdagangan kemarin (26/4/2018), IHSG tekah terkoreksi sebesar 7,02%. Jika dihitung dari titik tertingginya di level 6.689,29, koreksi IHSG bahkan sudah mencapai 11,66%.
Lantas, koreksi yang sudah begitu dalam membuka ruang akumulasi bagi para investor. Terlebih, sentimen domestik dan eksternal sama-sama mendukung. Dari dalam negeri, Pelaku pasar nampak mengapresiasi sikap tegas Bank Indonesia (BI) yang tak segan untuk menaikkan suku bunga acuan guna meredam pelemahan rupiah. Dalam konferensi pers yang digelar kemarin (26/4/2018), Gubernur BI Agus Martowardojo menegaskan bahwa bank sentral tidak ragu untuk menyesuaikan suku bunga acuan bila pelemahan kurs dinilai sudah mengganggu pencapaian target inflasi dan membahayakan stabilitas sistem keuangan.
Ditambah lagi, BI juga aktif melakukan intervensi di pasar valuta asing dan Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai yang besar, seperti diungkapkan Agus beberapa hari lalu.
Dari sisi eksternal, Keputusan European Central Bank (ECB) untuk menahan suku bunga acuan di level 0% telah memberikan kelegaan bagi investor. Pasalnya, jika ECB mengikuti langkah the Federal Reserve selaku bank sentral AS dengan menaikkan suku bunga, aliran modal keluar dari pasar modal bisa membengkak.
Sementara itu, tensi geopolitik terasa begitu sejuk pasca Kim Jong Un resmi menjadi pimpinan Korea Utara pertama yang mengunjungi Korea Selatan pasca perang antar kedua negara meletus. Kunjungan Kim ini merupakan bagian dari konferensi pertama antara Korea Utara dan Selatan dalam lebih dari 1 dekade.
Pada hari ini, kedua negara dijadwalkan untuk menandatangani berbagai kesepakatan. Namun, sampai saat ini belum jelas kesepakatan apa yang dimaksud. Pelaku pasar berharap akan ada kesepakatan terkait dengan program denuklirisasi oleh Korea Utara.
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Most Popular