Ini Lima Saham yang Bikin IHSG Keluar dari Zona 6.000

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 April 2018 11:47
Ini Lima Saham yang Bikin IHSG Keluar dari Zona 6.000
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk kali pertama sejak akhir 2017 silam, IHSG diperdagangkan di bawah level 6.000. Sampai dengan berita ini diturunkan, IHSG telah anjlok 1,51% ke level 5.988,25.

Aksi jual investor investor terkonsentrasi pada emiten-emiten yang berkapitalisasi pasar besar. Hal ini terlihat dari indeks LQ45 yang anjlok hingga 1,75%, lebih dalam dari koreksi IHSG. Berikut 5 saham yang berkontribusi paling besar bagi koreksi IHSG :

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) anjlok hingga 3,63% ke level Rp 3.190/saham. Volume transaksi saham BBRI mencapai 148,2 juta saham, jauh di atas rata-rata hariannya yang sebesar 95,9 juta saham.

Aksi jual pada saham BBRI banyak dilakukan oleh investor asing dengan nilai jual bersih sebesar Rp 272,4 miliar. Jual bersih investor asing pada saham BBRI merupakan yang terbesar jika dibandingkan dengan saham-saham penghuni IHSG lainnya Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) anjlok hingga 3,5% ke level Rp 6.900/saham. Volume transaksi saham BMRI mencapai 75,7 juta saham, jauh di atas rata-rata hariannya yang sebesar 32 juta.

Aksi jual pada saham BMRI dipicu oleh kinerja keuangannya yang tak memuaskan. Sepanjang kuartal-I 2018, BMRI membukukan laba bersih sebesar Rp 5,9 triliun, lebih rendah dari konsensus yang dihimpun oleh Reuters yang sebesar Rp 6 triliun.

Investor asing melakukan jual bersih sebesar Rp 268,97 miliar pada saham BMRI. Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) anjlok hingga 2,38% ke level Rp 3.690/saham. Volume transaksi saham TLKM tercatat sebanyak 53,7 juta saham. Hingga saat ini, perusahaan belum mengumumkan kinerja keuangan kuartal I-2018. Namun, kinerja sepanjang tahun 2017 dapat dikatakan mengecewakan.

Sepanjang 2017, laba bersih perusahaan diketahui tumbuh sebesar 14,4% menjadi Rp 22,15 triliun, dari Rp 19,35 triliun pada tahun 2016. Pendapatan perusahaan mengalami peningkatan sebesar 10,25% menjadi Rp 128,26 triliun, dari yang sebelumnya Rp 116,33 triliun.

Namun, pertumbuhan pendapatan dan laba bersih tahun lalu melandai dari capaian tahun 2016. Kala itu, pendapatan tumbuh sebesar 13,5%, sementara laba bersih meroket hingga 24,9%. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melemah 0,92% ke level Rp 21.550/saham. Volume transaksi saham BBCA tercatat sebanyak 6,03 juta saham. Sama seperti aksi jual pada saham BMRI, aksi jual pada saham BBCA dipicu oleh kinerja keuangannya yang tak memuaskan.

Sepanjang kuartal-I 2018, BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp 5,5 triliun, di bawah konsensus yang sebesar Rp 5,6 triliun. Investor asing melakukan jual bersih sebesar Rp 47,53 miliar pada saham BBCA. Saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) melemah 0,78% ke level Rp 3.830/saham. Volume transaksi saham HMSP tercatat sebesar 5,5 juta saham.

Walaupun perusahaan belum merilis laporan keuangan kuartal-I, buruknya laporan keuangan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang sama-sama bergerak di sektor barang konsumsi telah menimbulkan ekspektasi di kalangan investor bahwa performa dari HMSP juga akan mengecewakan.

Sepanjang kuartal-I 2018, laba UNVR anjlok hingga 6,21% menjadi Rp 1,83 triliun. Pada periode yang sama tahun 2017, laba bersih tercatat sebesar Rp 1,96 triliun. Laba bersih pada kuartal I-2018 tersebut lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar Rp 2,03 triliun. Investor asing melakukan jual bersih sebesar Rp 6,51 miliar pada saham HMSP.
Next Page
Saham BRI
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular