Dolar AS Rp 13.930, IHSG Dibuka Turun 0,05%
ank, CNBC Indonesia
26 April 2018 09:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) IHSG dibuka terkoreksi 0,05% ke level 6.076,57 pada pagi hari ini. Pelemahan rupiah kembali menjadi momok bagi bursa saham domestik.
Pada pagi hari ini, rupiah tercatat melemah 0,09% ke level Rp 13.930/dolar AS. Jika tekanan jual terhadap rupiah terus berlanjut, bukan tak mungkin level Rp 14.000/dolar AS ditembus.
Imbal hasil obligasi AS tneor 10 tahun yang masih betah berada di kisaran 3% membuat pelaku pasar melepas kepemilikannya atas saham-saham di Indonesia dan beralih memeluk dolar AS, sembari menunggu momen yang tepat untuk mulai memburu obligasi AS. Terlebih, kinerja keuangan emiten-emiten yang berkapitalisasi pasar besar tercatat mengecewakan dan memperparah keadaan.
Sepanjang kuartal-I 2018, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp 5,5 triliun, di bawah rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters yang sebesar yang sebesar Rp 5,6 triliun. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba bersih sebesar Rp 5,9 triliun, lebih rendah dari konsensus yang yang sebesar Rp 6 triliun.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) membukukan laba bersih sebesar Rp 3,66 triliun, di bawah konsensus yang sebesar Rp 3,91 triliun.
Saham BBCA ditransaksikan melemah 1,38%, BMRI melemah 3,5%, dan BBNI melemah 1,22%.
Selain itu, imbal hasil obligasi Indonesia tenor 10 tahun yang sudah menembus level 7% perlu diwaspadai. Pasalnya, hal ini berpotensi meningkatnya cost of fund dari perusahaan-perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada akhirnya, profitabilitas mereka bisa terganggu.
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Pada pagi hari ini, rupiah tercatat melemah 0,09% ke level Rp 13.930/dolar AS. Jika tekanan jual terhadap rupiah terus berlanjut, bukan tak mungkin level Rp 14.000/dolar AS ditembus.
Imbal hasil obligasi AS tneor 10 tahun yang masih betah berada di kisaran 3% membuat pelaku pasar melepas kepemilikannya atas saham-saham di Indonesia dan beralih memeluk dolar AS, sembari menunggu momen yang tepat untuk mulai memburu obligasi AS. Terlebih, kinerja keuangan emiten-emiten yang berkapitalisasi pasar besar tercatat mengecewakan dan memperparah keadaan.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) membukukan laba bersih sebesar Rp 3,66 triliun, di bawah konsensus yang sebesar Rp 3,91 triliun.
Saham BBCA ditransaksikan melemah 1,38%, BMRI melemah 3,5%, dan BBNI melemah 1,22%.
Selain itu, imbal hasil obligasi Indonesia tenor 10 tahun yang sudah menembus level 7% perlu diwaspadai. Pasalnya, hal ini berpotensi meningkatnya cost of fund dari perusahaan-perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada akhirnya, profitabilitas mereka bisa terganggu.
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Most Popular