Tak Penuhi Ekspektasi, BMRI, BBCA, dan BBNI Terkoreksi

Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 April 2018 10:16
Kinerja keuangan yang tak memenuhi ekspektasi analis membuat saham BMRI, BBCA, dan BBNI dilepas investor pada perdagangan hari ini.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor jasa keuangan menjadi sektor dengan kontribusi terbesar bagi koreksi IHSG pada hari ini. Sampai dengan berita ini diturunkan, sektor tersebut melemah hingga 1,35% dan menyumbang 24,4 poin dari koreksi IHSG yang sebesar 60,7 poin.

Pelemahan sektor jasa keuangan tak lepas dari aksi jual investor atas saham-saham bank BUKU IV, seiring kinerja keuangan yang tak memenuhi ekspektasi analis: PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 1,94%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,49%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 1,42%.

Sepanjang kuartal 1, BMRI membukukan laba bersih sebesar Rp 5,9 triliun, di bawah rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters yang sebesar Rp 6 triliun. BBNI membukukan laba bersih sebesar Rp 3,66 triliun, di bawah konsensus yang sebesar Rp 3,91 triliun. Sementara itu, BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp 5,5 triliun, lebih rendah dari estimasi yang sebesar Rp 5,6 triliun.

Aksi jual tak hanya dilakukan oleh investor dalam negeri, namun juga oleh investor asing: BMRI dilepas Rp 13,19 miliar, BBNI dilepas Rp 2,02 miliar, dan BBCA dilepas Rp 13,43 miliar.

Kinerja keuangan emiten perbankan yang relatif kurang memuaskan sebelumnya memang sudah dapat diproyeksi. Pasalnya, konsumsi masyarakat Indonesia sepanjang kuartal-I tahun ini masih lemah, tercermin dari data penjualan ritel dan indeks keyakinan konsumen.

Buruknya kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) lantas mengonfirmasi hal tersebut. Sepanjang kuartal-I 2018, laba UNVR anjlok hingga 6,21% menjadi Rp 1,83 triliun. Pada periode yang sama tahun 2017, laba bersih tercatat sebesar Rp 1,96 triliun. Laba bersih tersebut jauh dibawah rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters senilai Rp 2,03 triliun.

Berdasarkan keterbukaan yang dipublikasikan di halaman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan laba bersih perusahaan didorong oleh penjualan bersih yang turun 0,91% dari sebelumnya Rp 10,84 triliun pada kuartal-I tahun lalu menjadi Rp 10,74 triliun pada kuartal-I tahun ini.

Penurunan penjualan tersebut dimotori oleh turunnya penjualan produk dalam negeri sebesar 0,84% menjadi Rp 10,13 triliun. Sementara itu, ekspor juga turun 2,20% menjadi Rp 609,76 miliar.

Mengingat konsumsi membentuk lebih dari 50% ekonomi Indonesia, lemahnya konsumsi akan menyulitkan perbankan dalam mencatatkan kinerja yang kinclong.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Next Article Yes! Saham BBCA Balik ke Rp 8.000, BBNI & BMRI Nyusul Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular