Bos BCA : Suku Bunga Acuan BI Perlu Sedikit Naik

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
24 April 2018 19:10
Apabila suku bunga acuan naik sedikit, maka nilai tukar rupiah akan lebih anteng.
Foto: CNBC Indonesia/Gita Rossiana
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja menilai kondisi makro saat ini semakin baik. Namun, hal tersebut tidak diikuti oleh pergerakan suku bunga acuan yang sesuai dengan tren global, yaitu naik.

"Cuma masalah suku bunga yang tidak diikuti tren global sehingga nilai tukar rupiah agak terganggu," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/4/2018).

Menurut Jahja, apabila suku bunga acuan naik sedikit, maka nilai tukar rupiah akan lebih anteng. Pasalnya, suku bunga acuan, nilai tukar, dan cadangan devisa saling berkaitan.

"Memang bunga acuan perlu naik sedikit," tuturnya.

Dalam paparan kinerja kemarin, Jahja mengatakan pelemahan rupiah terhadap dolar yang terjadi diakibatkan oleh kondisi global.

"Kalau dilihat secara global kan dolar AS sudah jelas market sudah mengantisipasi [bunga acuan AS] naik. Nah kemarin satu kali [kenaikan bunga acuan AS], katanya bisa 3-4 kali, kita tidak tahu nantinya seperti apa," kata Jahja.

Dengan pelemahan tersebut, Jahja mengatakan kuncinya saat ini ada di Bank Indonesia yang memiliki cadangan devisa untuk menjaga stabilitas rupiah. Karena, sambung Jahja seperti saat ini saat rupiah per dolar AS dari Rp 13.750 bergerak ke Rp 13.900 tidak banyak yang tahu apakah sudah ada intervensi dari BI.

"Apakah ada intervensi dari BI kita tak tahu. Ya mungkin tresuri bisa mengetahui tapi ini bukan sesuatu yang bisa di-disclose. Yang bisa kita lihat nanti adalah pada akhir bulan jumlah cadangan dari BI turun atau naik, kalau mereka intervensi cukup besar pasti cadangannya turun kalau itu tidak termasuk dari ekspor dan lain-lain," terangnya.


(dru) Next Article Jokowi Tutup Pintu Keluar Dolar Eksportir, Bos BCA Buka Suara

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular