Bos Bank Mandiri: Level Nyaman Dolar AS di Rp 13.700
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
24 April 2018 18:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah mendekati Rp 14.000/US$ menarik perhatian sektor perbankan. Bank sebesar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ikut berbicara mengenai gejolak tersebut.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, dalam jangka menengah pelemahan rupiah yang terjadi bisa menimbulkan efek negatif. Namun dalam dua atau tiga tahun terakhir, bank sudah bersikap mendisiplinkan eksportir untuk melakukan natural hedging.
"Nah kami percaya kalau pelemahan rupiah ini bersifat sementara, karena kami melihat FFR [Fed Fund Rate/Suku Bunga Acuan AS) akan naik," papar dia di acara Pemaparan Kinerja Bank Mandiri di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Ditambah pula pada April-Mei 2018 ini ada pembayaran dividen yang bisa menyebabkan tekanan rupiah dan hal tersebut normal.
Setelah pembayaran dividen, neraca pembayaran yang semua defisit akan kembali normal pada kuartal III-2018. Apalagi, BI sudah melakukan intervensi sehingga diharapkan pada akhir kuartal II-2018 nilai tukar rupiah akan bergerak normal dan kembali ke level confidence atau nyaman.
"Kami menilai, level confidence berada di angka Rp 13.700-Rp 13.900 per dolar AS," papar dia.
Kemudian terkait kenaikan FFR, menurut Kartika tidak harus disikapi dengan kenaikan suku bunga kredit. Pasalnya, pergerakan suku bunga kredit di perbankan sangat terkait dengan likuiditas dan pertumbuhan kredit.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, dalam jangka menengah pelemahan rupiah yang terjadi bisa menimbulkan efek negatif. Namun dalam dua atau tiga tahun terakhir, bank sudah bersikap mendisiplinkan eksportir untuk melakukan natural hedging.
"Nah kami percaya kalau pelemahan rupiah ini bersifat sementara, karena kami melihat FFR [Fed Fund Rate/Suku Bunga Acuan AS) akan naik," papar dia di acara Pemaparan Kinerja Bank Mandiri di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Setelah pembayaran dividen, neraca pembayaran yang semua defisit akan kembali normal pada kuartal III-2018. Apalagi, BI sudah melakukan intervensi sehingga diharapkan pada akhir kuartal II-2018 nilai tukar rupiah akan bergerak normal dan kembali ke level confidence atau nyaman.
"Kami menilai, level confidence berada di angka Rp 13.700-Rp 13.900 per dolar AS," papar dia.
Kemudian terkait kenaikan FFR, menurut Kartika tidak harus disikapi dengan kenaikan suku bunga kredit. Pasalnya, pergerakan suku bunga kredit di perbankan sangat terkait dengan likuiditas dan pertumbuhan kredit.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular