
Melemah 0,06%, Rupiah 'Intip' Rp 13.900/US$ di Pasar Spot
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 April 2018 12:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melanjutkan pelemahannya. Untuk saat ini, dolar AS di level Rp 13.900 sudah semakin di depan mata.
Pada Selasa (24/4/2018) pukul 12:00 WIB, US$ 1 di pasar spot diperdagangkan di Rp 13.898. Rupiah melemah 0,06%.
Di pasar spot, rupiah belum menyentuh Rp 13.900/US$. Namun di kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor, hari ini sudah mencapai Rp 13.900.
Rupiah bergerak kurang searah dengan mata uang regional, yang cenderung menguat terhadap dolar AS. Namun rupiah senasib dengan yen Jepang dan ringgit Malaysia, yang melemah di hadapan greenback.
Sejatinya penguatan dolar AS memang sudah mereda. Terlihat dari Dollar Index, yang mengukur posisi dolar AS di depan enam mata uang utama, yang turun 0,07%. Dollar Index mulai melandai setelah menguat signifikan sejak awal pekan ini.
Namun di Indonesia, rupiah tertekan karena masih derasnya aliran modal asing yang keluar. Di pasar saham, investor asing membukukan jual bersih Rp 269,86 miliar pada perdagangan Sesi I. Akibatnya, IHSG terkoreksi cukup dalam, mencapai 1,19%.
Sentimen dari pasar obligasi juga sepertinya belum mampu mengangkat rupiah. Hari ini, digelar lelang obligasi. Akan ada lima seri obligasi yang dilelang dengan target indikatif Rp 17 triliun yang dapat dinaikkan menjadi Rp 25,5 triliun.
Ditambah lagi, hari ini merupakan setelmen dari obligasi valas yang diterbitkan pekan lalu. Dari obligasi valas ini, pemerintah menjaring US$ 1 miliar dan 1 miliar euro.
Dana dari pasar obligasi tersebut sebenarnya bisa menjadi peredam pelemahan rupiah lebih lanjut. Namun sepertinya tidak cukup kuat untuk membantu penguatan rupiah.
Meski begitu, sentimen dari pasar obligasi sepertinya bisa menipiskan pelemahan dibandingkan kemarin. Koreksi hari ini lebih landai dibandingkan kemarin yang sebesar 0,11%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Selasa (24/4/2018) pukul 12:00 WIB, US$ 1 di pasar spot diperdagangkan di Rp 13.898. Rupiah melemah 0,06%.
![]() |
Rupiah bergerak kurang searah dengan mata uang regional, yang cenderung menguat terhadap dolar AS. Namun rupiah senasib dengan yen Jepang dan ringgit Malaysia, yang melemah di hadapan greenback.
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 108,77 | -0,06 |
Yuan China | 6,31 | +0,05 |
Won Korsel | 1.076,31 | +0,34 |
Dolar Taiwan | 29,60 | 0,00 |
Dolar Singapura | 1,32 | +0,18 |
Ringgit Malaysia | 3,91 | -0,24 |
Peso Filipina | 52,33 | +0,08 |
Baht Thailand | 31,46 | +0,19 |
Sejatinya penguatan dolar AS memang sudah mereda. Terlihat dari Dollar Index, yang mengukur posisi dolar AS di depan enam mata uang utama, yang turun 0,07%. Dollar Index mulai melandai setelah menguat signifikan sejak awal pekan ini.
Namun di Indonesia, rupiah tertekan karena masih derasnya aliran modal asing yang keluar. Di pasar saham, investor asing membukukan jual bersih Rp 269,86 miliar pada perdagangan Sesi I. Akibatnya, IHSG terkoreksi cukup dalam, mencapai 1,19%.
Sentimen dari pasar obligasi juga sepertinya belum mampu mengangkat rupiah. Hari ini, digelar lelang obligasi. Akan ada lima seri obligasi yang dilelang dengan target indikatif Rp 17 triliun yang dapat dinaikkan menjadi Rp 25,5 triliun.
Ditambah lagi, hari ini merupakan setelmen dari obligasi valas yang diterbitkan pekan lalu. Dari obligasi valas ini, pemerintah menjaring US$ 1 miliar dan 1 miliar euro.
Dana dari pasar obligasi tersebut sebenarnya bisa menjadi peredam pelemahan rupiah lebih lanjut. Namun sepertinya tidak cukup kuat untuk membantu penguatan rupiah.
Meski begitu, sentimen dari pasar obligasi sepertinya bisa menipiskan pelemahan dibandingkan kemarin. Koreksi hari ini lebih landai dibandingkan kemarin yang sebesar 0,11%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular