Rupiah Rp13.898/Dolar AS dan Laba UNVR Turun, IHSG Koreksi

Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 April 2018 12:30
Pelemahan IHSG terjadi ditengah mayoritas bursa saham utama kawsan regional yang diperdagangkan menguat.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,19% ke level 6.233,38 pada akhir sesi 1. Pelemahan IHSG terjadi ditengah mayoritas bursa saham utama kawsan regional yang diperdagangkan menguat: indeks Nikkei naik 0,74%, indeks Shanghai naik 2,07%, dan indeks Hang Seng naik 1,07%.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,25 triliun dengan volume sebanyak 4,15 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 204.579 kali.

Dari sisi nilai tukar, rupiah masih berada dalam tekanan. Walaupun indeks dolar AS yang menggambarkan pergerakan dolar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya terkoreksi sebesar 0,05% ke level 90,896, rupiah justru melemah 0,06% ke level Rp 13.898/dolar AS.

Merespon pelemahan rupiah, investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 269,86 miliar di seluruh pasar.

Laju IHSG juga dibebani oleh buruknya kinerja keuangan emiten berkapitalisasi pasar besar yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Harga saham emiten yang berada dalam sektor barang konsumsi tersebut anjlok hingga 4,43% menjadi Rp 48.550/saham, menjadikannya saham dengan kontribusi terbesar bagi pelemahan bursa saham dalam negeri.

Menyusul anjloknya saham UNVR, indeks saham sektor barang konsumsi anjlok hingga 1,71% dan berkontribusi sebesar 22,1 poin dari total pelemahan IHSG yang sebesar 74,8 poin.

Kinerja keuangan yang mengecewakan merupakan penyebab dilepasnya saham UNVR oleh investor, termasuk investor asing dengan nilai jual bersih sebesar Rp 61,62 miliar.

Sepanjang kuartal-I 2018, laba UNVR anjlok hingga 6,21% menjadi Rp 1,83 triliun. Pada periode yang sama tahun 2017, laba bersih tercatat sebesar Rp 1,96 triliun. Laba bersih tersebut jauh dibawah rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters senilai Rp 2,03 triliun.

Berdasarkan keterbukaan yang dipublikasikan di halaman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan laba bersih perusahaan didorong oleh penjualan bersih yang turun 0,91% dari sebelumnya Rp 10,84 triliun pada kuartal-I tahun lalu menjadi Rp 10,74 triliun pada kuartal-I tahun ini.

Penurunan penjualan tersebut dimotori oleh turunnya penjualan produk dalam negeri sebesar 0,84% menjadi Rp 10,13 triliun. Sementara itu, ekspor juga turun 2,20% menjadi Rp 609,76 miliar.

Kinerja UNVR yang memburuk memberi sinyal lemahnya laju perekonomian Indonesia pada kuartal 1. Pasalnya, UNVR memproduksi barang-barang yang merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat Indonesia. Ketika penjualan UNVR menurun, lantas laju ekonomi dalam negeri menjadi dipertanyakan.

Merespons hal tersebut, indeks sektor jasa keuangan anjlok hingga 1,47%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi koreksi IHSG sampai akhir sesi 1 (27 poin). Memang, ketika perekonomian lesu, kinerja emiten-emiten perbankan akan ikut melemah.
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular