Nyaris Rp 14.000, Darmin: Dolar AS Sulit Kembali ke Rp 13.500
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
24 April 2018 11:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memandang nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sulit kembali ke level Rp 13.500. Pasalnya, situasi global masih belum mendukung penguatan rupiah lebih jauh.
"Sebenarnya jika dilihat persentase pelemahan itu kita tidak terburuk. Kita masih lebih baik dari banyak negara-negara yang juga alami pelemahan. Harus dilihat secara persentase bukan absolut," ungkap Darmin di Hotel Four Seasons, Selasa (24/4/2018).
"Ya memang situasi globalnya gonjang-ganjing. Ada tekanan perang dagang, ada tekanan suku bunga AS akan naik lagi," imbuh Mantan Gubernur BI ini.
Dijelaskan Darmin lebih jauh, nilai tukar rupiah memang bergerak menuju ke titik keseimbangan baru. Sehingga level yang ada kemarin, sambungnya, akan sangat susah dicapai kembali.
"Begini, kalau pasar sedang bergejolak itu selalu akan ada waktunya dia kembali. Mungkin tidak kembali ke Rp13.400-Rp13.500/US$," jelasnya.
Lalu berapa titik kesimbangan baru?
"Saya tidak mau bicara. Tapi sebenarnya pertanyaan seperti itu jawabnya, dia akan ke arah fundamentalnya dia berapa. Saat ini tidak harus panik. Urusan seperti ini BI yang ada di depan, bukan pemerintah," tuturnya.
(dru/prm) Next Article Jangan Senang Dulu, Penguatan Rupiah Semata Karena Eksternal
"Sebenarnya jika dilihat persentase pelemahan itu kita tidak terburuk. Kita masih lebih baik dari banyak negara-negara yang juga alami pelemahan. Harus dilihat secara persentase bukan absolut," ungkap Darmin di Hotel Four Seasons, Selasa (24/4/2018).
"Ya memang situasi globalnya gonjang-ganjing. Ada tekanan perang dagang, ada tekanan suku bunga AS akan naik lagi," imbuh Mantan Gubernur BI ini.
"Begini, kalau pasar sedang bergejolak itu selalu akan ada waktunya dia kembali. Mungkin tidak kembali ke Rp13.400-Rp13.500/US$," jelasnya.
Lalu berapa titik kesimbangan baru?
"Saya tidak mau bicara. Tapi sebenarnya pertanyaan seperti itu jawabnya, dia akan ke arah fundamentalnya dia berapa. Saat ini tidak harus panik. Urusan seperti ini BI yang ada di depan, bukan pemerintah," tuturnya.
(dru/prm) Next Article Jangan Senang Dulu, Penguatan Rupiah Semata Karena Eksternal
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular