
Kata Bos BNI Soal Akuisisi Bank : Belum Ada yang Pas
gita rossiana, CNBC Indonesia
23 April 2018 16:51

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengeluhkan susahnya mencari bank yang pas untuk diakuisisi. Sudah sekitar tiga tahun, pihaknya bernegosiasi namun belum kunjung mendapat bank yang sesuai.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengungkapkan, banyak tawaran yang berdatangan ke BNI, namun tawaran tersebut masih jauh dari harapan.
"Tiga tahun, kami belum ketemu barang yang pas, sampai kini juga belum ketemu, ada tawaran tapi masih jauh dari harapan," ujar dia dalam acara Pemaparan Kinerja BNI di Gedung BNI 46, Jakarta, Senin (23/4/2018).
Dalam proses penjajakan tersebut, menurut Baiquni pihaknya memperhatikan dua hal. Dari dua hal tersebut, BNI sama sekali tidak memperhatikan kelas atau BUKU bank tersebut.
Adapun pertama adalah dari sisi kegiatan bisnis, yakni yang bisa melengkapi bisnis BNI. Lalu hal kedua adalah harga yang logis dengan kondisi bank tersebut.
"Kami mempertimbangkan berapa NPL [Rasio Kredit Macet] yang terjadi dan potensi NPL yang terjadi, lalu harganya masuk akal tidak. Sampai saat ini belum ada target yang pas, ada yang bagus minta harga terlalu tinggi, ada yang kurang bagus minta harga terlalu tinggi, kan repot," kata dia.
Pertimbangan dua hal tersebut, menurut Baiquni karena pihaknya tidak bisa mengabaikan pemegang saham minoritas. Sementara itu, untuk anak usaha, menurut Direktur Treasury and International Banking BNI Rico Rizal Budidarmo, sejak awal tahun, pihaknya sudah menginjeksi modal Rp 1 triliun untuk memperkuat modal BNI Syariah.
Namun untuk aksi korporasi, menurut Rico sebagaimana diwacanakan di holding memang akan lebih efisien kalau disatukan. Namun saat ini performa pasar modal sedang turun sehingga pada waktunya pas baru bisa ditentukan akan melakukan strategic investor atau penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
(dru) Next Article BNI Salurkan Sembako Murah untuk Keluarga Pekerja Migran RI
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengungkapkan, banyak tawaran yang berdatangan ke BNI, namun tawaran tersebut masih jauh dari harapan.
"Tiga tahun, kami belum ketemu barang yang pas, sampai kini juga belum ketemu, ada tawaran tapi masih jauh dari harapan," ujar dia dalam acara Pemaparan Kinerja BNI di Gedung BNI 46, Jakarta, Senin (23/4/2018).
Adapun pertama adalah dari sisi kegiatan bisnis, yakni yang bisa melengkapi bisnis BNI. Lalu hal kedua adalah harga yang logis dengan kondisi bank tersebut.
"Kami mempertimbangkan berapa NPL [Rasio Kredit Macet] yang terjadi dan potensi NPL yang terjadi, lalu harganya masuk akal tidak. Sampai saat ini belum ada target yang pas, ada yang bagus minta harga terlalu tinggi, ada yang kurang bagus minta harga terlalu tinggi, kan repot," kata dia.
Pertimbangan dua hal tersebut, menurut Baiquni karena pihaknya tidak bisa mengabaikan pemegang saham minoritas. Sementara itu, untuk anak usaha, menurut Direktur Treasury and International Banking BNI Rico Rizal Budidarmo, sejak awal tahun, pihaknya sudah menginjeksi modal Rp 1 triliun untuk memperkuat modal BNI Syariah.
Namun untuk aksi korporasi, menurut Rico sebagaimana diwacanakan di holding memang akan lebih efisien kalau disatukan. Namun saat ini performa pasar modal sedang turun sehingga pada waktunya pas baru bisa ditentukan akan melakukan strategic investor atau penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
(dru) Next Article BNI Salurkan Sembako Murah untuk Keluarga Pekerja Migran RI
Most Popular