Saham Apple dan Yield Obligasi Merahkan Wall Street

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
23 April 2018 06:30
Indeks-indeks acuan Wall Street terkoreksi Jumat pekan lalu setelah saham Apple anjlok lebih dari 4%.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks acuan Wall Street mengakhiri perdagangan pekan lalu di zona negatif setelah anjloknya saham raksasa teknologi Apple merahkan sektor teknologi. Kenaikan suku bunga obligasi negara Amerika Serikat (AS) juga memicu perpindahan investor dari saham ke surat utang.

Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,8% menjadi 24.462,94 karena Apple turun 4,1% pada perdagangan hari Jumat (20/4/2018). Nasdaq Composite melemah 1,3% dan ditutup di 7.146,13. Sementara itu, S&P 500 turun 0,8% menjadi 2.670,14 dengan sektor teknologi yang berkurang 1,5%, dilansir dari CNBC International.


Saham Apple anjlok 4,1% setelah Morgan Stanley mengatakan penjualan iPhone untuk kuartal kedua diperkirakan akan mengecewakan. Saham perusahaan ini telah turun lebih dari 1% pekan lalu sebelum terkoreksi tajam di hari Jumat.

Pelemahan saham Apple menghapuskan efek positif dari kenaikan 4% saham General Electric. Raksasa industri itu melaporkan kinerja keuangan kuartalan dengan perolehan laba dan pendapatan yang melampaui perkiraan pasar.

Honeywell juga mencatatkan laba yang lebih tinggi dari estimasi sehingga sahamnya menguat 1,6%.


Sekitar 16% dari perusahaan dalam indeks S&P 500 telah mengumumkan kinerja keuangannya hingga Jumat pekan lalu dan sekitar 81,5% dari perusahaan tersebut membukukan laba yang lebih tinggi dari perkiraan. Pekan ini akan menjadi minggu tersibuk sebab sepertiga dari perusahaan S%P 500 dijadwalkan akan mengumumkan kinerjanya. Beberapa perusahaan tersebut termasuk raksasa teknologi Alphabet, Intel, dan Microsoft.

Wall Street juga mencermati pergerakan suku bunga acuan sebab yield obligasi negara bertenor 10 tahun menyentuh 2,96% hari Jumat lalu, level tertingginya sejak 2014. Sementara itu, yield obligasi bertenor dua tahun naik ke level terkuatnya dalam 10 tahun terakhir.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular