Rupiah Anjlok, Bunga Kredit Juga Masih Tinggi

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 April 2018 11:02
Nilai tukar rupiah hari ini terpuruk. Efektifkah kebijakan BI?
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 4,25%. Dengan keputusan tersebut, maka suku bunga acuan bank sentral tak berubah sejak September 2017.

Menyambut kebijakan tersebut, nilai tukar rupiah hari ini terpuruk. Pada Jumat (20/4/2018), kurs referensi mata uang rupiah terhadap dolar AS dalam perdagangan antar bank kembali melemah. Rupiah melemah lawan dolar AS hingga 26 poin.

Mengutip data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dipublikasikan Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Jumat (20/4/2018) tercatat Rp 13.804. Sementara pada hari sebelumnya, Kamis (19/4/2018) dolar AS tercatat Rp 13.778/US$.

Di pasar spot, data Reuters mencatat dolar AS pada pukul 10:00 WIB diperdagangkan di Rp 13.815/US$. Posisi terlemah rupiah berada di 13.815/US$, dan posisi terkuat berada di 13.785/US$.

Efektifkah Transmisi Kebijakan Moneter BI?

Di tengah jebloknya rupiah, transmisi pelonggaran kebijakan moneter yang selama ini dilakukan bank sentral terhadap pergerakan suku bunga kredit melambat. Berdasarkan data uang beredar BI, suku bunga kredit rata-rata per Februari masih double digit, atau 11,27%.

Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Linda Maulidina tak memungkiri, bahwa penurunan suku bunga kredit relatif lebih lambat dibandingkan suku bunga deposito. Namun, bukan berarti transmisi kebijakan moneter BI tak efektif.

Berdasarkan data BI, Jumat (20/4/2018), sejak awal pelonggaran kebijakan moneter hingga Februari 2018, suku bunga kredit hanya turun 155 basis poin (bps). Sementara itu, suku bunga deposito turun lebih besar, yakni sebanyak 203 bps.

"Transmisi penurunan suku bunga terus berlanjut ke bunga kredit. [...] Memang kami melihat selisih penurunan bunga kredit lebih cepat dari DPK," kata Linda.

Sementara, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengaku optimistis, pertumbuhan kredit tahun ini akan jauh lebih baik dari tahun lalu, meskipun sejatinya tingkat suku bunga kredit perbankan masih double digit. Keyakinan tersebut, didasari oleh data pertumbuhan kredit awal tahun.

Per Februari 2018, pertumbuhan kredit mencapai 8,2% year on year (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan periode sama bulan sebelumnya yang hanya mencapai 7,4% yoy. Dody meyakini, permintaan kredit akan menggeliat seiring dengan pemulihan ekonomi tahun ini.


(dru) Next Article Gubernur BI Akhirnya Blak-blakan! Rupiah Anjlok Karena Berita Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular