Indonesia akan Gabung TPP, IHSG Naik 0,22%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 April 2018 12:31
Senada dengan bursa saham Asia yang juga diperdagangkan di zona hijau
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Senada dengan bursa saham Asia yang juga diperdagangkan di zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,22% pada akhir sesi 1 ke level 6.333,85.

Salah satu motor penguatan IHSG pada hari ini datang dari pernyataan Menteri keuangan Sri Mulyani bahwa Indonesia berkeinginan untuk bergabung dalam blok dagang Trans-Pacific Partnership.

Transaksi berlangsung senilai Rp 3,42 triliun dengan volume sebanyak 5,66 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 239.440 kali.

Secara sektoral, sektor pertambangan menguat hingga 1,52%, tertinggi dibandingkan sembilan sektor saham lainnya. Penguatan sektor ini salah satunya dipicu oleh naiknya harga komoditas seperti minyak mentah dan batu bara.

Sampai dengan akhir sesi I, harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman Mei menguat sebesar 0,57% ke level US$ 68,86/barel, sementara brent kontrak pengiriman Juni menguat 0,63% menjadi US$ 73,94/barel. Pada perdagangan kemarin (18/4/2018), harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman bulan ini naik sebesar 0,65% ke level US$ 92,65/metrik ton.

Berbicara kepada CNBC dalam pertemuan musim semi IMF-World Bank di Washington, mantan Direktur Pelaksana World Bank tersebut mengungkapkan bahwa keikutsertaan Indonesia dalam TPP memang selalu menjadi keinginan Presiden Joko Widodo. Namun, ia juga mengungkapkan bahwa hal tersebut bukan menjadi prioritas pada saat ini.

"Arahnya menuju ke sana [bergabung dengan TPP], namun kami masih harus menyelesaikan berbagai masalah struktural. Itulah mengapa pemerintah Indonesia memfokuskan diri pada konektivitas, sumber daya manusia, dan reformasi kemudahan berusaha atau ease of doing business," ujarnya, dilansir dari CNBC International, Kamis (19/4/2018).

Terlepas dari ikut-tidaknya AS dalam kesepakatan ini, keikutsertaan Indonesia dalam TPP, jika didukung oleh daya saing yang baik dari industri dalam negeri, berpotensi meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Pelaku pasar menyambut kabar ini dengan positif.

Dari sisi eksternal, sentimen juga dapat dikatakan mendukung bagi investor untuk berbelanja saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kini, pertemuan antara Donald Trump dan Kim Jong Un nampak sudah semakin nyata dan membuat investor optimis bahwa Korea Utara pada akhirnya akan melakukan denuklirisasi.

Sebelumnya, uji coba senjata nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara seringkali membuat investor melarikan dananya ke instrumen safe haven seperti emas, obligasi, Yen, dan Franc.

Melalui postingannya di Twitter sore kemarin pada waktu Indonesia, Trump mengungkapkan bahwa Mike Pompeo yang merupakan Secretary of State telah bertemu secara langsung dengan Kim Jong Un pada minggu lalu.

"Mike Pompeo bertemu dengan Kim Jong Un di Korea Utara pada minggu lalu. Pertemuan berlangsung sangat lancar dan hubungan yang baik telah terbentuk. Rincian mengenai pertemuan sedang dikerjakan sekarang. Denuklirisasi akan menjadi hal yang baik untuk dunia, juga untuk Korea Utara!", papar Trump dalam akun @realDonaldTrump.

Optimisme investor juga ditopang oleh keyakinan akan tercapainya kesepakatan dagang yang saling menguntungkan antara AS dan Jepang. Dalam konferensi pers bersama pasca pertemuan kemarin, Trump mengungkapkan bahwa kedua negara akan bekerja sama dalam hal perdagangan.

Abe menambahkan bahwa nantinya akan ada diskusi mengenai kebijakan perdagangan yang bebas, adil, dan saling menguntungkan.
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular