Kinerja Perusahaan Sebabkan Wall Street Ditutup Bervariasi

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
19 April 2018 06:21
Pergerakan indeks-indeks acuan Wall Street pada hari Rabu banyak dipengaruhi oleh laporan keuangan perusahaan tercatat untuk kuartal I-2018.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks utama Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan hari Rabu (18/4/2018) menanggapi laporan keuangan berbagai perusahaan tercatat.

S&P 500 dan Nasdaq Composite berhasil menguat karena beberapa perusahaan besar Amerika Serikat (AS) melaporkan kinerja kuartalan yang kuat dan memberi sentimen positif bagi investor, dilansir dari CNBC International.


S&P 500 naik tipis 0,1% dan ditutup di 2.708,64 sementara indeks Nasdaq yang dipenuhi perusahaan teknologi menguat 0,2% menjadi 7.295,24. Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,16% ke level 24.748,07 akibat anjloknya saham IBM.

Perusahaan transportasi kereta api CSX melaporkan kinerja keuangan kuartal I-2018 yang melampaui estimasi Wall Street sehingga sahamnya melonjak 7,8%, kenaikan terbesar sejak 17 Januari lalu ketika sahamnya menguat lebih dari 20%.

United Airlines juga mengumumkan kinerja keuangan yang lebih baik dari perkiraan yang menyebabkan sahanya naik hampir 5%.

Morgan Stanley melaporkan laba dan pendapatan yang mencetak rekor pada tiga bulan pertama tahun ini menyusul bisnis trading yang lebih baik dari perkiraan. Saham investment bank ini naik lebih dari 1% sebelum akhirnya ditutup stagnan.

Musim pengumuman laporan keuangan di Wall Street dimulai dengan sangat baik. Menurut Thomson Reuters I/B/E/S, 79% perusahaan S&P 500 yang telah mengumumkan kinerjanya hingga Rabu pagi melampaui perkiraan laba. Sementara itu, 83% dari perusahaan itu berhasil membukukan penjualan lebih tinggi dari perkiraan.

IBM pada hari Selasa melaporkan laba dan pendapatan yang lebih tinggi dari estimasi analis namun investor kecewa terhadap proyeksi perusahaan. Saham IBM anjlok 7,5% dan membukukan sesi perdagangan terburuknya sejak 24 Oktober 2014 ketika saham perusahaan jatuh 7,6%.

Sementara itu, harga minyak melompat 2,9% dan mencetak level tertingginya dalam lebih dari tiga tahun terakhir setelah persediaan AS turun. Pergerakan itu mendorong kenaikan saham-saham perusahaan energi, seperti Chevron dan Exxon Mobil yang menguat lebih dari 1%.

Di sisi data perekonomian, bank sentral AS, Federal Reserve/ The Fed, dalam laporan ekonomi terakhirnya (Beige Book) mengatakan proyeksi ekonomi AS tetap positif namun bank sentral juga menyadari harga baja naik akibat penerapan bea impor AS.
(prm) Next Article Wall Street Dibuka 'Galau' di Awal Pekan, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular