Wall Street Berpotensi Dibuka Bervariasi

Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 April 2018 17:39
Wall Street berpotensi dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures dari tiga indeks saham utama AS.
Foto: REUTERS/Shannon Stapleton
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street berpotensi dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures dari tiga indeks saham utama AS, kontrak futures indeks Dow Jones mengalami penurunan 24 poin pada saat pembukaan, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 3 poin dan 14 poin.

Pada hari ini, rilis data klaim pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 14 April akan menjadi perhatian pelaku pasar. Kuat-lemahnya data-data ini akan dijadikan pertimbangan oleh the Federal Reserve selaku bank sentral AS dalam melakukan normalisasi suku bunga acuan.

Kemudian, pelaku pasar akan kembali mencermati rilis laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang melantai di Wall Street. Kemarin, saham Netflix naik hingga 9,2% ke level US$ 336,06/saham, pasca mencatatkan kinerja yang mengesankan.

Melansir CNBC International, Netflix berhasil menambah lebih dari 7,4 juta pelanggan internasional baru sepanjang kuartal 1, lebih baik jika dibandingkan dengan konsensus pasar yang hanya sejumlah 6,5 juta. Capaian itu merupakan sebuah rekor baru yang menandai pertumbuhan 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Perkembangan dari kebijakan dagang AS dan China juga akan dinantikan. Pada hari ini, China telah resmi mengenakan bea masuk senilai 179% atas ekspor sorgum asal AS.

Sorgum merupakan bahan baku dari minuman keras yang sangat popular di China. Sepanjang tahun lalu, ekspor sorgum AS ke China mencapai hampir US$ 1 miliar. Asal tahu saja, China merupakan pembeli terbesar atas sorgum asal AS.

Perwakilan Perdagangan China bahkan diketahui telah menyelenggarakan serentetan pertemuan dengan para duta besar dari negara-negara besar di Eropa pekan lalu guna meminta dukungan menghadapi proteksionisme Amerika Serikat (AS).

Beberapa diplomat yang terlibat dalam pertemuan dengan Fu Ziying, yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Perdagangan, memandang pendekatan itu sebagai pertanda betapa khawatirnya Beijing terhadap konflik yang meluas dengan Washington.

Terakhir, investor akan memonitor perkembangan terkait negosiasi blok dagang Trans-Pacific Partnership (TPP). Melalui postingan di akun Twitter, Presiden AS Donald Trump menegaskan keengganannya untuk bergabung kembali dalam negosiasi blok dagang Trans-Pacific Partnership (TPP).

Padahal, kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke AS yang kini tengah berlangsung diharapkan dapat membujuk Trump untuk kembali bergabung.

"Sementara Jepang dan Korea Selatan menginginkan kita (AS) untuk kembali ke TPP, saya tak menyukai kesepakatan tersebut untuk AS. Terlalu banyak kemungkinan dan mustahil untuk keluar (dari TPP) jika hal tersebut tidak berjalan dengan baik. Perjanjian bilateral jauh lebih efisien, menguntungkan, dan lebih baik bagi pekerja kita. Lihatlah betapa buruknya WTO kepada AS", cuit Trump dalam akun Twitter @realDonaldTrump.

Masih enggannya Trump untuk kembali bergabung dalam negosiasi TPP menandakan bahwa stance mantan taipan properti tersebut dalam hal perdagangan belum melunak. Akibatnya, resolusi dengan China nampak makin sulit untuk dicapai, setidaknya dalam waktu dekat.
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular