
Minim Sentimen Besar, Rupiah dan Dolar AS Kompak Stagnan
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 April 2018 16:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih minim pergerakan sampai sore ini. Minimnya sentimen di pasar menyebabkan rupiah kurang mendapat dorongan.
Pada Rabu (18/4/2018) pukul 16:00 WIB, dolar AS dibanderol Rp 13.775. Rupiah melemah tipis 0,07% dibandingkan penutupan sehari sebelumnya.
Seperti halnya rupiah, mata uang regional pun bergerak rata-rata air saja terhadap greenback. Mungkin kecuali yen Jepang, yang karena statusnya sebagai instrumen aman (safe haven) agak dihindari saat situasi sedang tenang. Yen Jepang melemah, yang justru menjadi berkah bagi Negeri Matahari Terbit karena bisa membuat ekspor mereka kompetitif.
Berikut perkembangan sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS:
Pagi tadi sebenarnya ada kabar positif yang bisa mendorong rupiah, yaitu pemerintah berhasil menjual obligasi global dalam mata uang dolar AS dan euro. Hasilnya tentu akan menjadi devisa masuk dan memperkuat nilai tukar rupiah.
Namun setelmen atau penerbitan obligasi ini baru berlangsung pada 24 April mendatang. Jadi, Indonesia harus menunggu sampai pekan depan untuk menerima devisa.
Meski berhasil menguat terhadap rupiah, tetapi apresiasi dolar AS terbatas. Begitu pula dengan penguatan dolar AS terhadap mata uang Asia. Penyebabnya adalah hampir tidak ada sentimen yang bisa menggerakkan greenback.
Data perumahan AS yang membaik pun tidak banyak berpengaruh. Kementerian Perdagangan AS menyebutkan pembangunan rumah baru pada Maret 2018 adalah 1,32 juta unit. Naik 1,9% dibandingkan bulan sebelumnya.
Sentimen kelanjutan perang dagang AS vs China pun tidak banyak menjadi sentimen negatif bagi greenback. Meski dikabarkan China tengah menggalang kekuatan dengan menggandeng Eropa untuk melawan proteksionisme AS, tetapi pasar tak banyak merespons.
Ini menyebabkan dinamika di pasar valas kurang semarak pada perdagangan hari ini. Hasilnya adalah nilai tukar berbagai mata uang yang cenderung stagnan.
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Rabu (18/4/2018) pukul 16:00 WIB, dolar AS dibanderol Rp 13.775. Rupiah melemah tipis 0,07% dibandingkan penutupan sehari sebelumnya.
![]() |
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 107,28 | -0,29 |
Yuan China | 6,29 | -0,01 |
Won Korsel | 1.066,17 | -0,06 |
Dolar Taiwan | 29,35 | 0,00 |
Dolar Singapura | 1,31 | 0,00 |
Ringgit Malaysia | 3,89 | 0,00 |
Peso Filipina | 52,12 | -0,05 |
Baht Thailand | 31,24 | -0,04 |
Pagi tadi sebenarnya ada kabar positif yang bisa mendorong rupiah, yaitu pemerintah berhasil menjual obligasi global dalam mata uang dolar AS dan euro. Hasilnya tentu akan menjadi devisa masuk dan memperkuat nilai tukar rupiah.
Namun setelmen atau penerbitan obligasi ini baru berlangsung pada 24 April mendatang. Jadi, Indonesia harus menunggu sampai pekan depan untuk menerima devisa.
Meski berhasil menguat terhadap rupiah, tetapi apresiasi dolar AS terbatas. Begitu pula dengan penguatan dolar AS terhadap mata uang Asia. Penyebabnya adalah hampir tidak ada sentimen yang bisa menggerakkan greenback.
Data perumahan AS yang membaik pun tidak banyak berpengaruh. Kementerian Perdagangan AS menyebutkan pembangunan rumah baru pada Maret 2018 adalah 1,32 juta unit. Naik 1,9% dibandingkan bulan sebelumnya.
Sentimen kelanjutan perang dagang AS vs China pun tidak banyak menjadi sentimen negatif bagi greenback. Meski dikabarkan China tengah menggalang kekuatan dengan menggandeng Eropa untuk melawan proteksionisme AS, tetapi pasar tak banyak merespons.
Ini menyebabkan dinamika di pasar valas kurang semarak pada perdagangan hari ini. Hasilnya adalah nilai tukar berbagai mata uang yang cenderung stagnan.
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular