Harga CPO Sentuh Titik Terendah sejak Agustus 2016
Houtmand P Saragih & Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
17 April 2018 11:59
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak pengiriman Juli 2018 ditutup melemah 1,25% ke MYR2.369/ton pada penutupan perdagangan awal pekan, yang merupakan level terendahnya sejak Agustus 2016. Sebagai catatan, koreksi harga CPO kemarin menjadi pelemahan selama 6 hari berturut-turut sejak 9 April 2018.
Pelemahan harga CPO dipicu oleh ekspektasi melambatnya pertumbuhan permintaan komoditas ini, seiring dengan India, yang menjadi salah satu negara pengimpor CPO terbesar, menaikkan tarif impor dari semula 30% menjadi 44%. Sebagai tambahan, Negeri Bollywood juga menaikkan tarif impor produk minyak sawit dari semula 40% menjadi 54%.
Berdasarkan data AmSpec Agri Malaysia dan surveyor kargo Societe Generale de Surveillance, sebenarnya ekspor produk minyak sawit Malaysia selama 1-15 April meningkat 5-6% dari periode yang sama pada bulan Maret . Namun, meningkatnya tarif impor di India diyakini akan menahan pertumbuhan permintaan ke depannya.
Padahal, di sisi lain, stok minyak kelapa sawit Malaysia tercatat sebesar 2,32 juta ton pada bulan Maret. Meskipun turun sebesar 6,45% dari bulan sebelumnya, angka tersebut masih di atas konsensus yang dihimpun Reuters, dimana stok minyak kelapa sawit diprediksikan anjlok 8,6% ke 2,27 juta ton.
Produksi CPO Negeri Jiran juga tergolong masih kuat, di mana pada bulan Maret tercatat sebesar 1,57 juta ton, atau meningkat 17,16% secara month-to-month (MtM). Selain dari sisi fundamental, pergerakan harga minyak nabati lainnya yang cenderung melemah juga membebani harga CPO, seiring mereka bersaing dalam pasar minyak nabati global.
Sebagai catatan, harga minyak kedelai kontrak pengiriman Juli 2018 di Chicago Board of Trade, tercatat melemah 0,95% ke 0,3118/pounds. Pelemahan tersebut merupakan yang kedua kalinya secara berturut-turut bagi harga minyak kedelai, setelah pada akhir pekan lalu juga ditutup terkoreksi 0,47%.
Next Article To The Moon! Harga CPO di Level Tertinggi 8,5 Tahun
 Foto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung |
Pelemahan harga CPO dipicu oleh ekspektasi melambatnya pertumbuhan permintaan komoditas ini, seiring dengan India, yang menjadi salah satu negara pengimpor CPO terbesar, menaikkan tarif impor dari semula 30% menjadi 44%. Sebagai tambahan, Negeri Bollywood juga menaikkan tarif impor produk minyak sawit dari semula 40% menjadi 54%.
Padahal, di sisi lain, stok minyak kelapa sawit Malaysia tercatat sebesar 2,32 juta ton pada bulan Maret. Meskipun turun sebesar 6,45% dari bulan sebelumnya, angka tersebut masih di atas konsensus yang dihimpun Reuters, dimana stok minyak kelapa sawit diprediksikan anjlok 8,6% ke 2,27 juta ton.
Produksi CPO Negeri Jiran juga tergolong masih kuat, di mana pada bulan Maret tercatat sebesar 1,57 juta ton, atau meningkat 17,16% secara month-to-month (MtM). Selain dari sisi fundamental, pergerakan harga minyak nabati lainnya yang cenderung melemah juga membebani harga CPO, seiring mereka bersaing dalam pasar minyak nabati global.
Sebagai catatan, harga minyak kedelai kontrak pengiriman Juli 2018 di Chicago Board of Trade, tercatat melemah 0,95% ke 0,3118/pounds. Pelemahan tersebut merupakan yang kedua kalinya secara berturut-turut bagi harga minyak kedelai, setelah pada akhir pekan lalu juga ditutup terkoreksi 0,47%.
Next Article To The Moon! Harga CPO di Level Tertinggi 8,5 Tahun
Most Popular