AS Pertimbangkan Sanksi Baru, Bursa Saham China Meradang

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 April 2018 11:21
Sampai dengan berita ini diturunkan, indeks Shanghai turun sebesar 0,35% ke level 3.099,9.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham China meradang pada perdagangan hari ini, terlepas dari positifnya data-data ekonomi. Sampai dengan berita ini diturunkan, indeks Shanghai turun sebesar 0,35% ke level 3.099,9.

Sentimen negatif bagi bursa saham Negeri Panda datang dari laporan bahwa AS sedang mempertimbangkan sanksi baru bagi China guna membalas kebijakan mereka yang merugikan perusahaan-perusahaan teknologi asal AS yang berinvestasi disana.

Seperti dikutip dari CNBC, perusahaan cloud-computing seperti Amazon dan Microsoft dipaksa untuk berkolaborasi dengan perusahaan China dan memberikan lisensi atas kekayaan intelektual yang dimiliki kepada mitranya tersebut. Menurut U.S. Trade Representative (USTR), langkah dari China tersebut telah mencegah perusahaan-perusahaan asal AS untuk beroperasi secara independen.

Rencana pengenaan sanksi baru tersebut lantas membuka lembaran baru atas panasnya hubungan kedua negara, pasca AS sebelumnya memberlakukan kebijakan bea masuk atas baja dan aluminium asal china, serta bea masuk atas produk-produk berteknologi tinggi.

Padahal, dari dalam negeri sebenarnya bursa saham China memiliki peluang untuk menguat. Pertumbuhan ekonomi China sepanjang kuartal pertama tahun ini tercatat sebesar 6,8% YoY, di atas konsensus yang dihimpun oleh (6,7% YoY). Selain itu, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 10,1% YoY, mengalahkan konsensus yang sebesar 9,9% YoY.

Positifnya data-data ekonomi yang dirilis hari ini memberikan harapan bahwa ekonomi China dapat kembali tumbuh di atas target yang dicanangkan oleh pemerintahnya; pada tahun ini, ekonomi China ditargetkan tumbuh sebesar 6,5%, melambat dari capaian tahun 2017 yang sebesar 6,9%.
(hps) Next Article Virus Corona Hantam Bursa China, Nyaris Turun 9%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular