Nantikan Pertumbuhan Ekonomi China, Bursa Asia Dibuka Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 April 2018 08:55
Mayoritas bursa saham utama kawasan regional dibuka menguat pada perdagangan hari ini (17/4/2018).
Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan regional dibuka menguat pada perdagangan hari ini (17/4/2018). Indeks Kospi dibuka naik 0,08% ke level 2.459,39, indeks Strait Times dibuka naik 0,23% ke level 3.505,31, indeks Shanghai dibuka naik 0,07% ke level 3.112,97, dan indeks Hang Seng dibuka naik 0,13% ke level 30.354,89. Sementara itu, indeks Nikkei dibuka melemah 0,15% ke level 21.801,83.

Pada hari ini, perhatian pelaku pasar akan mengarah ke China. Sebab, pada pukul 09:00 WIB nanti, pemerintahan Negeri Panda tersebut dijadwalkan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018. Investor nampak cukup optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Negeri Panda akan tetap kuat selama kuartal I-2018, terlepas dari memanasnya hubungan dagang dengan AS serta tingkat utang yang menggunung. Konsensus untuk data tersebut berada pada level 6,8% YoY, sama dengan capaian kuartal IV-2017.

Selain data pertumbuhan ekonomi, data pertumbuhan penjualan ritel dan produksi industri periode Maret juga akan dirilis pada waktu yang sama.

Jika ada kejutan dari data-data tersebut, maka bursa saham regional akan mendapatkan suntikan energi lebih. Masih segar di pikiran kita bagaimana kuatnya laju ekonomi China sepanjang tahun lalu telah mendorong bursa saham dunia mencatatkan reli yang begitu kencang.

Selain itu, pelaku pasar akan mencermati perkembangan dari hubungan antara AS dengan China dan Rusia, pasca Donald Trump mem-posting sebuah cuitan yang isinya menuduh kedua negara tersebut sebagai manipulator mata uang. Hal ini lantas bertentangan dengan laporan semi-tahunan yang dirilis oleh Kementerian keuangannya pada hari Jumat lalu (13/4/2018). Kala itu, Kementerian Keuangan AS tak melabeli satu negara pun sebagai manipulator mata uang.

Bukan tak mungkin tuduhan dari Trump ini akan berbuntut kepada kebijakan yang mengerikan. Pasalnya, hal yang sama telah kita lihat kala Trump menarik AS dari negosiasi blok dagang Trans Pacific Partnership (TPP) dan memberlakukan bea masuk bagi produk impor dari negara-negara mitra dagangnya.
(ank/roy) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular