
Saham Pilihan
Ini Saham LQ45 yang Terkoreksi Pekan Lalu, Tapi Valuasi Murah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 April 2018 10:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang pekan lalu, kinerja IHSG dapat dikatakan cukup memuaskan yaitu naik sebesar 1,54% ke level 6.270,33. Sementara itu, indeks LQ45 menguat sebesar 1,49% ke level 1.022,64.
Ditengah kinerja positif IHSG dan indeks LQ45 pekan lalu, terdapat beberapa saham yang sudah mengalami koreksi dalam. Namun dari sisi valuasi, saham-saham tersebut masih cukup atraktif karena dari sisi valuasi lebih murah dibandingkan industrinya.
Berdasarkan perhitungan tim riset CNBC Indonesia, saham-saham di daftar LQ45 yang telah terkoreksi cukup signifikan sepanjang pekan lalu, namun secara valuasi dapat dikatakan masih murah antara lain, saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) terkoreksi sebesar 3,6% sepanjang pekan lalu.
Per akhir hari Jumat (13/4/2018), saham LPPF diperdagangkan di level Rp 10.700/saham. Dari sisi valuasi, saham LPPF dapat dikatakan masih murah.
Mengutip Reuters, Price-Earnings Ratio (PER) LPPF berada di angka 16,37 kali, di bawah PER industrinya yang sebesar 20,72 kali. Menjelang bulan Ramadhan, saham LPPF memang seringkali menjadi primadona pelaku pasar, lantaran ada ekspektasi peningkatan penjualan.
Pada April 2017, imbal hasil saham LPPF mencapai 10,82% MoM. Koreksi saham LPPF yang mencapai -2,28% sepanjang bulan ini tentu membuka ruang akumulasi bagi para investor jangka pendek alias trader.
Saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) terkoreksi sebesar 3,18% sepanjang pekan lalu. Per akhir hari Jumat, saham WSBP diperdagangkan di level Rp 426/saham.
PER saham WSBP sebesar 11,08 kali, jauh lebih rendah dibandingkan PER industri yang sebesar 25,25 kali. Sepanjang bulan April tahun lalu, saham WSBP memberikan imbal hasil sebesar 1% MoM.
Lalu saham lain yang menarik untuk disimak adalah saham perusahaan induk dari WSBP yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Sepanjang pekan lalu, saham WSKT telah terkoreksi sebesar 2,35% ke level Rp 2.490/saham.
Saat ini, PER WSKT adalah sebesar 8,71 kali, jauh lebih rendah dibandingkan PER industri yang sebesar 11,85 kali. Secara rata-rata dalam 5 tahun terakhir (2013-2017), saham WSKT memberikan imbal hasil sebesar 3,88% MoM sepanjang bulan April.
Hindari ANTM dan PGAS
Sementara itu, ada dua saham yang selayaknya dihindari oleh pelaku pasar, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Sepanjang pekan lalu, saham ANTM telah membukukan penguatan sebesar 9,32%. Per akhir hari Jumat, harga saham perusahaan tercatat di level Rp 880/saham. Secara valuasi, harga saham ANTM memang dapat dikatakan sangat mahal dengan PER sebesar 154,92 kali, jauh di atas PER industrinya yang hanya sebesar 9,72 kali.
Sementara itu, walaupun saham PGAS telah terkoreksi sebesar 2,12% sepanjang pekan lalu, investor nampaknya harus berpikir dua kali sebelum mengoleksi saham emiten plat merah yang bergerak dalam lini bisnis transportasi gas tersebut. Pasalnya, PER saham PGAS tercatat sebesar 28,44 kali, jauh di atas PER industri yang sebesar 16,13 kali.
(ank/ank) Next Article IHSG Terkoreksi, Analis Rekomendasi Koleksi Saham
Ditengah kinerja positif IHSG dan indeks LQ45 pekan lalu, terdapat beberapa saham yang sudah mengalami koreksi dalam. Namun dari sisi valuasi, saham-saham tersebut masih cukup atraktif karena dari sisi valuasi lebih murah dibandingkan industrinya.
Berdasarkan perhitungan tim riset CNBC Indonesia, saham-saham di daftar LQ45 yang telah terkoreksi cukup signifikan sepanjang pekan lalu, namun secara valuasi dapat dikatakan masih murah antara lain, saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) terkoreksi sebesar 3,6% sepanjang pekan lalu.
Mengutip Reuters, Price-Earnings Ratio (PER) LPPF berada di angka 16,37 kali, di bawah PER industrinya yang sebesar 20,72 kali. Menjelang bulan Ramadhan, saham LPPF memang seringkali menjadi primadona pelaku pasar, lantaran ada ekspektasi peningkatan penjualan.
Pada April 2017, imbal hasil saham LPPF mencapai 10,82% MoM. Koreksi saham LPPF yang mencapai -2,28% sepanjang bulan ini tentu membuka ruang akumulasi bagi para investor jangka pendek alias trader.
Saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) terkoreksi sebesar 3,18% sepanjang pekan lalu. Per akhir hari Jumat, saham WSBP diperdagangkan di level Rp 426/saham.
PER saham WSBP sebesar 11,08 kali, jauh lebih rendah dibandingkan PER industri yang sebesar 25,25 kali. Sepanjang bulan April tahun lalu, saham WSBP memberikan imbal hasil sebesar 1% MoM.
Lalu saham lain yang menarik untuk disimak adalah saham perusahaan induk dari WSBP yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Sepanjang pekan lalu, saham WSKT telah terkoreksi sebesar 2,35% ke level Rp 2.490/saham.
Saat ini, PER WSKT adalah sebesar 8,71 kali, jauh lebih rendah dibandingkan PER industri yang sebesar 11,85 kali. Secara rata-rata dalam 5 tahun terakhir (2013-2017), saham WSKT memberikan imbal hasil sebesar 3,88% MoM sepanjang bulan April.
![]() |
Hindari ANTM dan PGAS
Sementara itu, ada dua saham yang selayaknya dihindari oleh pelaku pasar, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Sepanjang pekan lalu, saham ANTM telah membukukan penguatan sebesar 9,32%. Per akhir hari Jumat, harga saham perusahaan tercatat di level Rp 880/saham. Secara valuasi, harga saham ANTM memang dapat dikatakan sangat mahal dengan PER sebesar 154,92 kali, jauh di atas PER industrinya yang hanya sebesar 9,72 kali.
Sementara itu, walaupun saham PGAS telah terkoreksi sebesar 2,12% sepanjang pekan lalu, investor nampaknya harus berpikir dua kali sebelum mengoleksi saham emiten plat merah yang bergerak dalam lini bisnis transportasi gas tersebut. Pasalnya, PER saham PGAS tercatat sebesar 28,44 kali, jauh di atas PER industri yang sebesar 16,13 kali.
(ank/ank) Next Article IHSG Terkoreksi, Analis Rekomendasi Koleksi Saham
Most Popular