Indeks Shanghai Dibuka Naik 0,37%, Hang Seng Menguat 0,8%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 April 2018 08:50
Indeks Shanghai dibuka naik 0,37% ke level 3.192.042 poin, sementara indeks Hang Seng menguat 0,8% ke level 31,076.76 poin.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka naik 0,37% ke level 3.192.042 poin, sementara indeks Hang Seng menguat 0,8% ke level 31,076.76 poin.

Penguatan indeks Shanghai banyak disumbang oleh sektor konglomerasi (+0,63%) dan industri (+0,2%). Pada hari ini, data ekspor-impor China periode Maret dijadwalkan untuk dirilis. Jika ada kejutan dari data ini, maka bursa saham Negeri Panda bisa terangkat lebih tinggi.

Dari Hong Kong, sebanyak 39 dari 50 saham penghuni indeks Hang Seng ditransaksikan menguat, 5 saham melemah, sementara 6 sisanya tak mencatatkan perubahan harga. Penguatan indeks Hang Seng banyak disumbang oleh saham-saham emiten perbankan: HSBC Holdings plc menguat sebesar 1,13% menjadi HK$ 76,25/saham, sementara saham China Construction Bank menguat 0,62% menjadi HK$ 8,17/saham.

Dari sisi global, ketakutan atas memanasnya tensi antara AS dan Rusia mereda, pasca Presiden AS Donald Trump memposting sebuah twit yang isinya menyatakan sebuah kemungkinan bahwa serangan rudal ke Suriah mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

"Tidak pernah mengatakan kapan serangan ke Suriah akan terjadi. Bisa saja segera atau tidak terlalu cepat sama sekali! Dalam keadaan apapun, Amerika Serikat, di bawah pemerintahan saya, telah melakukan pekerjaan yang sangat baik membersihkan wilayah ISIS. Di mana 'Terima Kasih Amerika"' kami?" tegas trump dalam akun Twitter @realDonaldTrump.

Sebelumnya, pelaku pasar sempat dibuat kabur dari isntrumen-instrumen berisiko pasca Donald Trump memposting sebuah twit yang mengindikasikan serangan rudal dalam waktu dekat ke Suriah.

Dari sisi ekonomi, Trump memerintahkan penasihat ekonominya untuk mempertimbangkan kemungkinan bergabung kembali dalam Trans Pacific Partnership (TPP), seperti dikutip dari CNBC. Sebelumnya, Trump memutuskan untuk menarik diri dari negosiasi TPP pada masa awal pemerintahannya. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi pasar keuangan dunia. Pasalnya, hal ini memberi sinyal bahwa AS sudah semakin membuka dirinya dalam hal perdagangan.

Namun, di sisi lain hal ini sebenarnya perlu diwaspadai oleh China. Pasalnya, kesepakatan TPP dapat membahayakan posisi China dalam tatanan perdagangan dunia, mengingat China tidak ikut terlibat dalam negosiasi TPP.
(hps) Next Article Yakin AS-China Bakal Damai, Bursa China Menghijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular