
Ketua OJK : Dolar AS Tak Akan Lampaui Rp 14.000/US$
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
12 April 2018 17:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso meyakini Bank Indonesia (BI) senantiasa menjaga nilai tukar rupiah tak akan jauh dari titik fundamentalnya. Wimboh menyebut nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan terus terjaga dan tak akan mencapai level Rp 14.000/US$.
"BI akan terus jaga rupiah. Tak akan sampai level Rp 14.000. Kita punya cadangan devisa yang kuat dan mampu menjaga nilai tukar," kata Wimboh saat berkunjung ke Kantor Transmedia, Kamis (12/4/2018).
Menurut Wimboh, BI sudah mengerti kebutuhan akan dolar yang diperlukan setiap saat dan setiap waktu. Sehingga bisa diukur kapan menyerap dan menggelontorkan valasnya.
"Pengalaman krisis kemarin, cadangan devisa kita pernah di bawah US$ 100 miliar dan kondisi baik-baik saja kita masih mampu untuk terhindar dari krisis," kata Wimboh.
Menurut Wimboh gejolak nilai tukar terjadi akibat kondisi ekonomi dunia yang terus berubah. Ia menjelaskan, China dan Rusia sudah mengantisipasi akan kebutuhan dolar sehingga kursnya masih terjaga.
"China dan Rusia sudah diversifikasi cadangan devisa ke emas. Dan kebutuhan dolar tak sebanyak negara lain. Indonesia ini harus bisa seperti itu," katanya.
Seperti diketahui, sejak awal tahun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah terdepresiasi 1,5% sampai 12 April 2018. Nilai tukar rupiah per dolar AS dibuka Rp 13.565/US$ di awal tahun dan saat ini berada di Rp 13.769/US$ pada penutupan hari ini.
(dru/prm) Next Article Dolar Hampir Rp16.000, OJK Pastikan Perbankan Masih Aman!
"BI akan terus jaga rupiah. Tak akan sampai level Rp 14.000. Kita punya cadangan devisa yang kuat dan mampu menjaga nilai tukar," kata Wimboh saat berkunjung ke Kantor Transmedia, Kamis (12/4/2018).
Menurut Wimboh, BI sudah mengerti kebutuhan akan dolar yang diperlukan setiap saat dan setiap waktu. Sehingga bisa diukur kapan menyerap dan menggelontorkan valasnya.
![]() |
Menurut Wimboh gejolak nilai tukar terjadi akibat kondisi ekonomi dunia yang terus berubah. Ia menjelaskan, China dan Rusia sudah mengantisipasi akan kebutuhan dolar sehingga kursnya masih terjaga.
"China dan Rusia sudah diversifikasi cadangan devisa ke emas. Dan kebutuhan dolar tak sebanyak negara lain. Indonesia ini harus bisa seperti itu," katanya.
Seperti diketahui, sejak awal tahun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah terdepresiasi 1,5% sampai 12 April 2018. Nilai tukar rupiah per dolar AS dibuka Rp 13.565/US$ di awal tahun dan saat ini berada di Rp 13.769/US$ pada penutupan hari ini.
(dru/prm) Next Article Dolar Hampir Rp16.000, OJK Pastikan Perbankan Masih Aman!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular