
Suriah Makin Panas, Rupiah dan Mata Uang Asia Melemah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 April 2018 16:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada hari ini. Apresiasi rupiah pada awal perdagangan tidak bertahan lama, tertutup oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi konflik bersenjata di Suriah.
Pada Kamis (12/4/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 diperdagangkan di Rp 13.765. Rupiah melemah 0,06%.
Rupiah sempat menguat kala pembukaan pasar, tetapi terus melemah sepanjang perdagangan. Posisi terlemah rupiah berada di Rp 13.770/US$ sementara terkuatnya ada di Rp 13.750/US$.
Mata uang Asia pun ikut melemah terhadap dolar AS. Bahkan pelemahan won Korea Selatan lebih dalam dari rupiah.
Situasi geopolitik Timur Tengah yang memanas membuat investor memasang mode risk off, enggan mengambil risiko. Investor cenderung mencari aman dengan menempatkan dana di safe haven assets.
Beberapa waktu lalu, terjadi serangan senjata kimia di Suriah yang menewaskan puluhan orang. Negara-negara besar pun mengutuk serangan ini, yang diduga didalangi oleh pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Kubu al-Assad didukung oleh Rusia dan Iran sementara pemberontak mendapat restu dari AS dan sekutunya. Rusia telah mengirim pasukan untuk menjaga keamanan di kota tempat terjadinya serangan, Douma.
"Mereka adalah penjara hukum dan keamanan," tulis keterangan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip dari Reuters.
Presiden AS Donald Trump meradang. Trump pun menantang Rusia untuk mengadu kekuatan di tanah Suriah.
"Rusia berjanji untuk menembak jatuh semua misil yang diarahkan ke Suriah. Bersiaplah, Rusia. Mereka (misil) akan datang. Baru dan 'pintar'. Anda seharusnya tidak bermitra dengan binatang yang membunuh rakyatnya dengan gas dan menikmatinya!" tegas Trump melalui kicauan di Twitter.
Sementara Perdana Menteri Inggris Theresa May dikabarkan telah memerintahkan kapal selam untuk bergerak ke daerah pertahanan Suriah. Langkah ini dilakukan sebagai antisipasi apabila konfrontasi senjata terjadi.
May diberitakan siap untuk memberi perintah kepada angkatan bersenjata Negeri Ratu Elizabeth untuk terjun dalam pertempuran tanpa perlu persetujuan parlemen. Namun kubu Partai Buruh tetap bersikukuh bahwa perintah aksi militer harus berdasarkan restu parlemen.
Situasi yang semakin panas dan bisa menjurus ke peperangan membuat investor gugup. Aset-aset berisiko pun dilepas dan investor memburu safe haven assets. Akibatnya mata uang Asia pun melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Kamis (12/4/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 diperdagangkan di Rp 13.765. Rupiah melemah 0,06%.
Rupiah sempat menguat kala pembukaan pasar, tetapi terus melemah sepanjang perdagangan. Posisi terlemah rupiah berada di Rp 13.770/US$ sementara terkuatnya ada di Rp 13.750/US$.
![]() |
Mata uang Asia pun ikut melemah terhadap dolar AS. Bahkan pelemahan won Korea Selatan lebih dalam dari rupiah.
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 106,88 | -0,09 |
Yuan China | 6,28 | -0,31 |
Won Korsel | 1.071,02 | -0,49 |
Dolar Taiwan | 29,30 | -0,36 |
Rupee India | 65,37 | -0,18 |
Dolar Singapura | 1.31 | -0,16 |
Ringgit Malaysia | 3.87 | -0,05 |
Baht Thailand | 31,18 | -0,23 |
Peso Filipina | 52,03 | -0,08 |
Situasi geopolitik Timur Tengah yang memanas membuat investor memasang mode risk off, enggan mengambil risiko. Investor cenderung mencari aman dengan menempatkan dana di safe haven assets.
Beberapa waktu lalu, terjadi serangan senjata kimia di Suriah yang menewaskan puluhan orang. Negara-negara besar pun mengutuk serangan ini, yang diduga didalangi oleh pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Kubu al-Assad didukung oleh Rusia dan Iran sementara pemberontak mendapat restu dari AS dan sekutunya. Rusia telah mengirim pasukan untuk menjaga keamanan di kota tempat terjadinya serangan, Douma.
"Mereka adalah penjara hukum dan keamanan," tulis keterangan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip dari Reuters.
Presiden AS Donald Trump meradang. Trump pun menantang Rusia untuk mengadu kekuatan di tanah Suriah.
"Rusia berjanji untuk menembak jatuh semua misil yang diarahkan ke Suriah. Bersiaplah, Rusia. Mereka (misil) akan datang. Baru dan 'pintar'. Anda seharusnya tidak bermitra dengan binatang yang membunuh rakyatnya dengan gas dan menikmatinya!" tegas Trump melalui kicauan di Twitter.
Sementara Perdana Menteri Inggris Theresa May dikabarkan telah memerintahkan kapal selam untuk bergerak ke daerah pertahanan Suriah. Langkah ini dilakukan sebagai antisipasi apabila konfrontasi senjata terjadi.
May diberitakan siap untuk memberi perintah kepada angkatan bersenjata Negeri Ratu Elizabeth untuk terjun dalam pertempuran tanpa perlu persetujuan parlemen. Namun kubu Partai Buruh tetap bersikukuh bahwa perintah aksi militer harus berdasarkan restu parlemen.
Situasi yang semakin panas dan bisa menjurus ke peperangan membuat investor gugup. Aset-aset berisiko pun dilepas dan investor memburu safe haven assets. Akibatnya mata uang Asia pun melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular