
Harga CPO Terkoreksi Lebih dari 1% Dua Hari Berturut-turut
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
11 April 2018 09:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak pengiriman Juni 2018 ditutup melemah 1,26% ke MYR 2.433/ton pada penutupan perdagangan kemarin, yang merupakan level terendahnya pada bulan ini. Koreksi lebih dari 1% tersebut merupakan yang kedua kalinya secara berturut-turut setelah pada perdagangan hari Senin (9/4) harga CPO juga turun sebesar 1,64%.
Pelemahan harga CPO kemarin dipicu oleh stok minyak kelapa sawit Malaysia yang lebih banyak dari ekspektasi pasar. Stok minyak kelapa sawit Negeri Jiran pada bulan Maret tercatat menurun sebesar 6,45% ke 2,32 juta ton.
Meskipun menunjukkan penurunan, stok aktual tersebut masih di atas konsensus yang dihimpun Reuters, dimana stok minyak kelapa sawit diprediksikan anjlok 8,6% ke 2,27 juta ton. Di sisi lain, ekspor minyak kelapa sawit Malaysia meningkat 19,08% secara month-to-month (MtM), sedikit lebih rendah dari eskpektasi pasar yang meramalkan peningkatan ekspor sebesar 19,3% MtM.
Hal tersebut lantas memberikan indikasi bahwa stok Malaysia masih lebih melimpah dari perkiraan pasar, sementara permintaan akan minyak kelapa sawit juga masih lebih rendah dari ekspektasi. Sentimen tersebut memberikan tekanan pada harga CPO kemarin.
Padahal, pada perdagangan hari Senin (9/4), harga CPO sudah terkoreksi cukup dalam dengan ditutup melemah 1,64% ke level MYR2.464/ton. Pemberat bagi harga CPO pada awal pekan datang dari aksi ambil untung, setelah pada akhir pekan lalu CPO mampu ditutup menguat 1,33% ke level tertingginya sejak 1 Maret 2018 (MYR 2.505/ton) menyusul keputusan Pemerintah Malaysia memperpanjang pembebasan pajak bagi ekspor CPO.
Dari bursa domestik, harga saham emiten-emiten sektor agrikultur yang berada dalam sub-sektor kelapa sawit mayoritas diperdagangkan melemah pada penutupan perdagangan kemarin: PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) turun 0,72%, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) anjlok 0,81%, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) terkoreksi 0,18%, sementara PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) tidak mencatatkan perubahan.
(hps) Next Article Harga CPO Ambles, Pekan Depan Rebound Atau Makin Jeblok?
Pelemahan harga CPO kemarin dipicu oleh stok minyak kelapa sawit Malaysia yang lebih banyak dari ekspektasi pasar. Stok minyak kelapa sawit Negeri Jiran pada bulan Maret tercatat menurun sebesar 6,45% ke 2,32 juta ton.
Meskipun menunjukkan penurunan, stok aktual tersebut masih di atas konsensus yang dihimpun Reuters, dimana stok minyak kelapa sawit diprediksikan anjlok 8,6% ke 2,27 juta ton. Di sisi lain, ekspor minyak kelapa sawit Malaysia meningkat 19,08% secara month-to-month (MtM), sedikit lebih rendah dari eskpektasi pasar yang meramalkan peningkatan ekspor sebesar 19,3% MtM.
Padahal, pada perdagangan hari Senin (9/4), harga CPO sudah terkoreksi cukup dalam dengan ditutup melemah 1,64% ke level MYR2.464/ton. Pemberat bagi harga CPO pada awal pekan datang dari aksi ambil untung, setelah pada akhir pekan lalu CPO mampu ditutup menguat 1,33% ke level tertingginya sejak 1 Maret 2018 (MYR 2.505/ton) menyusul keputusan Pemerintah Malaysia memperpanjang pembebasan pajak bagi ekspor CPO.
Dari bursa domestik, harga saham emiten-emiten sektor agrikultur yang berada dalam sub-sektor kelapa sawit mayoritas diperdagangkan melemah pada penutupan perdagangan kemarin: PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) turun 0,72%, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) anjlok 0,81%, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) terkoreksi 0,18%, sementara PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) tidak mencatatkan perubahan.
(hps) Next Article Harga CPO Ambles, Pekan Depan Rebound Atau Makin Jeblok?
Most Popular