
Strategi BI Jaga Rupiah Jelang Kenaikan Bunga The Fed
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
10 April 2018 07:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menegaskan telah menyiapkan strategi jangka pendek maupun menengah dan panjang untuk menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terlempar jauh dari fundamentalnya pada Mei-Juni mendatang.
Pada periode tersebut, Gubernur BI Agus Martowardojo memperkirakan nilai tukar rupiah akan kembali mengalami tekanan, merespons kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/ The Fed) untuk kedua kalinya pada tahun ini.
Melalui pesan singkatnya, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo memaparkan strategi yang akan ditempuh bank sentral apabila nilai tukar rupiah terlempar jauh dari fundamentalnya.
Dalam jangka pendek, BI menegaskan akan senantiasa berada di pasar, melakukan intervensi di pasar valuta asing maupun secara dual intervention di pasar valuta asing dan pasar obligasi.
"BI juga terus melakukan komunikasi tentang outlook perekonomian 2018. [...] Risiko yang terkendali, akan memberi confidence kepada pelaku pasar terhadap rupiah," kata Dody kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/4/2018).
Adapun salam jangka menengah panjang, langkah stabilisasi rupiah yang akan ditempuh bank sentral adalah upaya pendalaman pasar valas, anjuran kewajiban hedging, sampai dengan transaksi perdagangan dan investasi menggunakan rupiah.
"Kehati-hatian pengelolaan utang luar negeri korporasi, serta mandatory [kewajiban] penggunaan rupiah untuk transaksi di dalam negeri," kata Deputi Gubernur terpilih itu.
Dalam menghadapi gejolak perekonomian global, BI menegaskan arah kebijakan yang akan ditempuh tetap netral, dengan memperhatikan dinamika ekonomi global maupun domestik.
(prm) Next Article BI Yakin Ruang Penguatan Rupiah Masih Besar, Ini Penopangnya
Pada periode tersebut, Gubernur BI Agus Martowardojo memperkirakan nilai tukar rupiah akan kembali mengalami tekanan, merespons kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/ The Fed) untuk kedua kalinya pada tahun ini.
Melalui pesan singkatnya, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo memaparkan strategi yang akan ditempuh bank sentral apabila nilai tukar rupiah terlempar jauh dari fundamentalnya.
"BI juga terus melakukan komunikasi tentang outlook perekonomian 2018. [...] Risiko yang terkendali, akan memberi confidence kepada pelaku pasar terhadap rupiah," kata Dody kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/4/2018).
Adapun salam jangka menengah panjang, langkah stabilisasi rupiah yang akan ditempuh bank sentral adalah upaya pendalaman pasar valas, anjuran kewajiban hedging, sampai dengan transaksi perdagangan dan investasi menggunakan rupiah.
"Kehati-hatian pengelolaan utang luar negeri korporasi, serta mandatory [kewajiban] penggunaan rupiah untuk transaksi di dalam negeri," kata Deputi Gubernur terpilih itu.
Dalam menghadapi gejolak perekonomian global, BI menegaskan arah kebijakan yang akan ditempuh tetap netral, dengan memperhatikan dinamika ekonomi global maupun domestik.
(prm) Next Article BI Yakin Ruang Penguatan Rupiah Masih Besar, Ini Penopangnya
Most Popular