
Gihon Telekomunikasi Targetkan Pendapatan Rp 103 M
Monica Wareza, CNBC Indonesia
09 April 2018 11:20

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON) menargetkan pendapatan sebesar Rp 103 miliar tahun ini. Perseroan juga akab berupaya untuk mempertahankan tingkat tenancy ratio (TR) sebesar 1,4 dan akan menambah jumlah tower perusahaan di tahun ini.
Direktur Utama Gihon Telekomunikasi Indonesia Rudolf P. Nanggolan mengatakan, perusahaan menargetkan pertumbuhan jumlah tower sebesar 15% dari akhir September tahun lalu. Dengan demikian perusahaan menargetkan laba bersih sebesar 25% dari total penjualan tersebut.
"Profitnya sekitar 25% dari Rp 103 miliar," kata Rudolf di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/4).
Tahun ini perusahaan lebih memilih untuk melakukan pertumbuhan organik dengan membangun tower sendiri ketimbang melakukan akuisisi tower. Hingga akhir tahun lalu perusahaan sudah memiliki 493 menara telekomunikasi dan 212 kolokasi dari 703 tenant.
Untuk meningkatkan pertumbuhan jumlah menara telekomunikasi sebesar 15% dari akhir tahun lalu, perusahaan sudah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 70 miliar di tahun ini yang berasal dari kas internal perusahaan.
Sementara, untuk dana hasil penawaran umum sahamnya perusahaan memperoleh dana senilai Rp 178,87 miliar. Sebesar Rp 90 miliar akan digunakan untuk pembayaran utang perusahaan ke Bank Mandiri yang saat ini mencapai Rp 150 miliar.
Padahal, ditarget awal perusahan akan memperoleh dana sebesar Rp 220 miliar-Rp 260 miliar dengan melepas 33,49% saham. Namun, jumlah ini diturunkan menjadi 27,8% saham karena pertimbangan kondisi pasar yang lesu.
"Tadi kita pertimbangkan kan market lesu tapi industrinya menarik makanya kita turunkan sahamnya dari 200 juta (saham) menjadi 152,88 juta (saham)," kata Rudolf.
(hps) Next Article Pinjam Bank, Emiten Pelayaran (ELPI) Siapkan Capex Rp 1 T untuk Ini
Direktur Utama Gihon Telekomunikasi Indonesia Rudolf P. Nanggolan mengatakan, perusahaan menargetkan pertumbuhan jumlah tower sebesar 15% dari akhir September tahun lalu. Dengan demikian perusahaan menargetkan laba bersih sebesar 25% dari total penjualan tersebut.
"Profitnya sekitar 25% dari Rp 103 miliar," kata Rudolf di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/4).
Untuk meningkatkan pertumbuhan jumlah menara telekomunikasi sebesar 15% dari akhir tahun lalu, perusahaan sudah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 70 miliar di tahun ini yang berasal dari kas internal perusahaan.
Sementara, untuk dana hasil penawaran umum sahamnya perusahaan memperoleh dana senilai Rp 178,87 miliar. Sebesar Rp 90 miliar akan digunakan untuk pembayaran utang perusahaan ke Bank Mandiri yang saat ini mencapai Rp 150 miliar.
Padahal, ditarget awal perusahan akan memperoleh dana sebesar Rp 220 miliar-Rp 260 miliar dengan melepas 33,49% saham. Namun, jumlah ini diturunkan menjadi 27,8% saham karena pertimbangan kondisi pasar yang lesu.
"Tadi kita pertimbangkan kan market lesu tapi industrinya menarik makanya kita turunkan sahamnya dari 200 juta (saham) menjadi 152,88 juta (saham)," kata Rudolf.
(hps) Next Article Pinjam Bank, Emiten Pelayaran (ELPI) Siapkan Capex Rp 1 T untuk Ini
Most Popular