Saham Mandiri Dilepas Asing, IHSG Terkoreksi 0,13%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 April 2018 16:34
Pelemahan IHSG terjadi ditengah bursa saham regional yang diperdagangkan bervariasi.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,13% pada perdagangan terakhir di minggu ini ke level 6.175,05 poin. Pelemahan IHSG terjadi ditengah bursa saham regional yang diperdagangkan bervariasi.

Indeks Nikkei turun 0,36%, indeks Hang Seng menguat 1,11%, indeks Strait Times menguat 1,1%, indeks Kospi turun 0,33%, indeks SET (Thailand) naik 0,87%, dan indeks KLCI (Malaysia) naik 0,05%.

Transaksi berlangsung sangat sepi yaitu senilai Rp 5,28 triliun dengan volume sebanyak 8,2 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 333.082 kali.

Kembali memanasnya isu perang dagang antara China dan AS mewarnai perdagangan hari ini. Pada sekitar pukul 06:00 WIB hari ini (6/4/2018), Trump memerintahkan United States Trade Representative (USTR) untuk mengkaji kemungkinan mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 100 miliar produk impor asal China.

Trump menyatakan opsi tersebut diambil sebagai respon dari aksi balasan China yang sebelumnya telah mengumumkan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 50 miliar. Total, ada 106 produk yang akan dikenakan bea masuk, termasuk kedelai, mobil, pesawat terbang, dan wiski.

Perintah Trump kepada USTR tersebut lantas membuka babak baru dari perselisihan antar kedua negara dalam hal perdagangan. Padahal, sebelumnya tensi sudah mereda pasca Larry Kudlow selaku Penasihat Ekonomi Gedung Putih mengatakan bahwa AS siap bernegosiasi dengan China.

China pun kembali meluncurkan serangan balasan. Kali ini, China menyatakan siap untuk membayar "berapapun" dalam kemungkinan perang dagang dengan AS pada hari Jumat (6/4/2018).

"Jika pihak AS mengabaikan perlawanan dari China dan komunitas internasional serta bersikukuh untuk melanjutkan unilateralisme dan proteksionisme perdagangan, pihak China akan menghadapi mereka sampai akhir entah berapapun harganya," kata Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan resmi di situsnya yang dikutip oleh AFP.

Kembali mencuatnya isu perang dagang mendorong investor melepas saham-saham berkapitalisasi pasar besar, salah satunya yang berasal dari sektor jasa keuangan. Sektor ini tercatat turun sebesar 0,45%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi koreksi IHSG.

Anjloknya sektor jasa keuangan banyak didorong oleh penurunan dua saham bank yang masuk kategori BUKU IV yaitu PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-1,41%) dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-1,31%). Baru saja investor dipaksa mencerna kebijakan pelonggaran GWM averaging (dari 1,5% menjadi 2%), mereka kini kembali dihadapkan atas resiko perang dagang yang sudah semakin nyata.

Aksi jual tak hanya dilakukan oleh investor domestik, namun juga investor asing: BBCA dilepas Rp 22,34 miliar, sementara BMRI dilepas Rp 127,2 miliar. BMRI bahkan menjadi saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing pada hari ini. Secara keseluruan di seluruh pasar, investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 259,31 miliar.

Di sisi lain, pelemahan IHSG tertahan oleh penguatan saham-saham sektor barang konsumsi (indeks sektor barang konsumsi menguat 0,57%). Penguatan saham-saham sektor barang konsumsi nampak dipicu oleh rilis data Indeks Keyakinan Konsumen periode Maret yang tercatat sebesar 121,6. Meski turun dari capaian periode Februari yang sebesar 122,5, angka di atas 100 masih menunjukkan adanya optimisme masyarakat terhadap ekonomi dalam negeri.

Terlebih, tak lama lagi bulan Ramadhan akan segera tiba. Investor lantas mengantisipasi lonjakan konsumsi masyarakat dengan melakukan akumulasi atas saham-saham barang konsumsi yang sudah tertekan sepanjang tahun.

Saham-saham sektor barang konsumsi yang menguat pada hari ini diantaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1,5%), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (+1%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+1,03%), PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk/SIDO (+0,74%), dan PT Kimia Farma Tbk/KAEF (+0,46%).
(hps/hps) Next Article Perdagangan Terakhir 2020, Awas IHSG Ambrol ke Bawah 6.000!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular