
Hai Milenial, Surat Utang Pemerintah Kini Dijual 'Ketengan'
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 April 2018 13:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah kembali berupaya memperluas basis investor domestik dengan meluncurkan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Pemerintah berencana meluncurkan SBN ritel online pada kuartal II-2018.
Direktur Jenderal Pembiayaan Pengelolaan dan Risiko Kementerian Keuangan Lucky Alfirman menjelaskan, pemasaran SBN ritel online bertujuan untuk menggaet investor domestik yang selama ini belum terjamah.
"Selama ini kalau mau beli SBN termasuk sukri [sukuk ritel] yang kemarin, harus datang ke bank atau ke agen penjual. [...] Ini ditujukan kepada generasi milenial," ungkap Lucky dalam konferensi pers, Jumat (6/4/2018).
Pemerintah pun tidak muluk-muluk mematok target tinggi dari penerbitan SBN ritel online, yakni sebesar Rp 1 triliun. Alasannya, SBN ritel online hanyalah alternatif bagi calon investor yang ingin mencoba berinvestasi pada surat utang pemerintah.
"Kami tau mereka [milenial] tidak suka proses panjang. Mereka sangat tergantung gadget, internet, kami coba fasilitasi. Jadi bisa diakses di handphone," jelasnya.
Secara garis besar, SBN ritel online dengan seri SBR 0003 tidak jauh berbeda dengan seri sebelumnya. Perbedannya, mulai dari minimal pemesanan dan maksimal pemesanan, harga, dan early redemption (dijual sebelum jatuh tempo).
Adapun minimal pemesanan SBN ritel online hanya sebesar Rp 1 juta, dengan maksimal jumlah pemesanan sebesar Rp 3 miliar. Sementara harga, akan ditentukan dari suku bunga Bank Indonesia 7 Day Reverse Repo Rate dan spread.
"Kami harus survei dulu ke agen-agen kami. Karena ini baru sosialisasi," katanya.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Loto S Ginting menjamin, berinvestasi di surat utang negara jauh lebih menguntungkan dari berinvestasi di deposito bank. Diharapkan, peluncuran ini nantinya bisa memperluas basis investor domestik.
Adapun payung hukum penerbitan ini, telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 31 Tahun 2018 tentang Penjualan SUN Ritel di Pasar Perdana Domestik yang mencakup ketentuan SBN ritel online ini. PMK ini adalah revisi dari PMK Nomor 42 tahun 2014.
(dru) Next Article Panin AM: Yield SBN 2021 Berpotensi Turun Ke 6%-6,3%
Direktur Jenderal Pembiayaan Pengelolaan dan Risiko Kementerian Keuangan Lucky Alfirman menjelaskan, pemasaran SBN ritel online bertujuan untuk menggaet investor domestik yang selama ini belum terjamah.
"Selama ini kalau mau beli SBN termasuk sukri [sukuk ritel] yang kemarin, harus datang ke bank atau ke agen penjual. [...] Ini ditujukan kepada generasi milenial," ungkap Lucky dalam konferensi pers, Jumat (6/4/2018).
"Kami tau mereka [milenial] tidak suka proses panjang. Mereka sangat tergantung gadget, internet, kami coba fasilitasi. Jadi bisa diakses di handphone," jelasnya.
Secara garis besar, SBN ritel online dengan seri SBR 0003 tidak jauh berbeda dengan seri sebelumnya. Perbedannya, mulai dari minimal pemesanan dan maksimal pemesanan, harga, dan early redemption (dijual sebelum jatuh tempo).
Adapun minimal pemesanan SBN ritel online hanya sebesar Rp 1 juta, dengan maksimal jumlah pemesanan sebesar Rp 3 miliar. Sementara harga, akan ditentukan dari suku bunga Bank Indonesia 7 Day Reverse Repo Rate dan spread.
"Kami harus survei dulu ke agen-agen kami. Karena ini baru sosialisasi," katanya.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Loto S Ginting menjamin, berinvestasi di surat utang negara jauh lebih menguntungkan dari berinvestasi di deposito bank. Diharapkan, peluncuran ini nantinya bisa memperluas basis investor domestik.
Adapun payung hukum penerbitan ini, telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 31 Tahun 2018 tentang Penjualan SUN Ritel di Pasar Perdana Domestik yang mencakup ketentuan SBN ritel online ini. PMK ini adalah revisi dari PMK Nomor 42 tahun 2014.
(dru) Next Article Panin AM: Yield SBN 2021 Berpotensi Turun Ke 6%-6,3%
Most Popular