
Saham Infrastruktur dan Tambang Bawa IHSG Naik di Sesi I
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 April 2018 13:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Akumulasi borong investor terhadap saham-saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan saham-saham tambang. Sebanyak enam sektor saham ditutup menguat, dipimpin oleh sektor infrastruktur, utlititas, dan transportasi yang naik hingga 1,39%, disusul sektor pertambangan yang menguat 1,38%.
Penguatan sektor infrastruktur, utlititas, dan transportasi ditopang oleh naiknya harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencapai 1,94% ke level Rp 3.670/saham. Koreksi saham TLKM yang sudah berlangsung selama beberapa hari terakhir nampak membuka ruang akumulasi bagi para investor, terlebih dengan adanya dukungan dari sisi eksternal.
Untuk saham-saham sektor pertambangan, penguatannya didorong oleh kenaikan harga minyak mentah dunia. Sampai dengan akhir sesi 1, harga minyak mentah jenis WTI kontrak pengiriman Mei menguat sebesar 0,47% ke level US$ 63,67/barel, sementara brent kontrak pengiriman Juni menguat 0,5% menjadi US$ 68,37/barel. Pelaku pasar yang sempat takut permintaan minyak akan turun akibat perang dagang kini telah kembali optimis atas prospek si minyak hitam tersebut.
Terlebih, cadangan minyak AS untuk minggu yang berakhir pada 30 Maret tercatat turun sebesar 4,6 juta barel, jauh dibawah ekspektasi yang memperkirakan akan ada lonjakan sebesar 1,4 juta barel.
Tak hanya komoditas minyak, harga batu bara juga mengalami lonjakan. Pada penutupan perdagangan kemarin (4/4/2018), harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman Mei 2018 naik sebesar 1,68% menjadi US$ 93,55/ton.
Beberapa saham emiten pertambangan yang membukukan kenaikan signifikan pada hari ini diantaranya: PT Bukit Asam Tbk/PTBA (+3,61%), PT Aneka Tambang Tbk/ANTM (+3,23%), PT Delta Dunia Makmur Tbk/DOID (+3,08%), PT Indo Tambangraya Megah Tbk/ITMG (+2,76%), dan PT Medco Energi Internasional Tbk/MEDC (+2,18%).
Penguatan IHSG selaras dengan bursa saham kawasan regional yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,84%, indeks Strait Times naik 1,83%, indeks Kospi naik 1,54%, indeks SRT (Thailand) naik 0,29%, dan indeks KLCI (Malaysia) naik 1,03%.
Namun, investor perlu menggarisbawahi nilai transaksi yang kecil yaitu sebesar Rp 2,7 triliun dengan volume sebanyak 4,29 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebesar 195.372 kali.
Sentimen positif bagi bursa saham regional datang dari meredanya ketakutan atas perang dagang, pasca Larry Kudlow selaku Penasihat Ekonomi Gedung Putih mengatakan bahwa AS siap bernegosiasi dengan China.
Kudlow mengungkapkan rencana pengenaan bea masuk untuk 1.300 produk China yang diumumkan kemarin mungkin hanya merupakan taktik negosiasi. Oleh karena itu, bisa saja bea masuk terhadap produk-produk tersebut tidak jadi diterapkan.
Pernyataan dari Kudlow ini memberi kelegaan bagi pelaku pasar. Setidaknya untuk saat ini, ketakutan atas terjadinya perang dagang antar dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut mereda. Investor pun beramai-ramai mengalihkan dananya ke instrumen investasi yang beresiko seperti saham.
(hps) Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'
Penguatan sektor infrastruktur, utlititas, dan transportasi ditopang oleh naiknya harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencapai 1,94% ke level Rp 3.670/saham. Koreksi saham TLKM yang sudah berlangsung selama beberapa hari terakhir nampak membuka ruang akumulasi bagi para investor, terlebih dengan adanya dukungan dari sisi eksternal.
Untuk saham-saham sektor pertambangan, penguatannya didorong oleh kenaikan harga minyak mentah dunia. Sampai dengan akhir sesi 1, harga minyak mentah jenis WTI kontrak pengiriman Mei menguat sebesar 0,47% ke level US$ 63,67/barel, sementara brent kontrak pengiriman Juni menguat 0,5% menjadi US$ 68,37/barel. Pelaku pasar yang sempat takut permintaan minyak akan turun akibat perang dagang kini telah kembali optimis atas prospek si minyak hitam tersebut.
Tak hanya komoditas minyak, harga batu bara juga mengalami lonjakan. Pada penutupan perdagangan kemarin (4/4/2018), harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman Mei 2018 naik sebesar 1,68% menjadi US$ 93,55/ton.
Beberapa saham emiten pertambangan yang membukukan kenaikan signifikan pada hari ini diantaranya: PT Bukit Asam Tbk/PTBA (+3,61%), PT Aneka Tambang Tbk/ANTM (+3,23%), PT Delta Dunia Makmur Tbk/DOID (+3,08%), PT Indo Tambangraya Megah Tbk/ITMG (+2,76%), dan PT Medco Energi Internasional Tbk/MEDC (+2,18%).
Penguatan IHSG selaras dengan bursa saham kawasan regional yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,84%, indeks Strait Times naik 1,83%, indeks Kospi naik 1,54%, indeks SRT (Thailand) naik 0,29%, dan indeks KLCI (Malaysia) naik 1,03%.
Namun, investor perlu menggarisbawahi nilai transaksi yang kecil yaitu sebesar Rp 2,7 triliun dengan volume sebanyak 4,29 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebesar 195.372 kali.
Sentimen positif bagi bursa saham regional datang dari meredanya ketakutan atas perang dagang, pasca Larry Kudlow selaku Penasihat Ekonomi Gedung Putih mengatakan bahwa AS siap bernegosiasi dengan China.
Kudlow mengungkapkan rencana pengenaan bea masuk untuk 1.300 produk China yang diumumkan kemarin mungkin hanya merupakan taktik negosiasi. Oleh karena itu, bisa saja bea masuk terhadap produk-produk tersebut tidak jadi diterapkan.
Pernyataan dari Kudlow ini memberi kelegaan bagi pelaku pasar. Setidaknya untuk saat ini, ketakutan atas terjadinya perang dagang antar dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut mereda. Investor pun beramai-ramai mengalihkan dananya ke instrumen investasi yang beresiko seperti saham.
(hps) Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'
Most Popular