
Dolar AS Tertekan Perang Dagang, Rupiah Menguat 0,02%
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 April 2018 08:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada pembukaan hari ini. Dolar AS yang sempat menguat kini berbalik melemah karena isu perang dagang muncul kembali.
Pada Rabu (4/4/2018), dolar AS saat pembukaan pasar spot berada di Rp 13.760. Rupiah menguat tipis 0,02% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Malam hingga pagi tadi, dolar AS sempat menguat. Tensi perang dagang AS vs China mulai mereda sehingga investor berani mengambil risiko. Wall Street pun bangkit dengan penguatan lebih dari 1%, dan Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama) terapresiasi.
Namun pagi ini terdapat perkembangan baru. Sentimen perang dagang muncul kembali dengan komentar dari pemerintah China.
Mengutip Reuters, Kementerian Perdagangan China mengutuk keras dan akan melawan tindakan AS yang dalam waktu dekat menerapkan bea masuk terhadap 1.300 produk Negeri Tirai Bambu. Pemerintah AS yang dipimpin Presiden Donald Trump sudah merilis daftar produk-produk yang akan dikenakan bea masuk.
"Kami akan mengambil langkah yang serupa terhadap produk-produk AS. Kami yakin memiliki kekuatan untuk merespons segala kebijakan proteksionis dari AS," tegas pernyataan tersebut.
Pernyataan Kementerian Perdagangan China ini mengobarkan kembali isu perang dagang. Aksi saling balas dan saling proteksi belum selesai, meski kabarnya kedua negara tengah bernegosiasi untuk menghindari potensi perang dagang.
Akibat dari perkembangan ini, greenback berbalik melemah. Dolar AS memang bakal terpukul jika produk AS sulit masuk ke China, yang merupakan pasar ekspor ketiga terbesar bagi Negeri Adidaya.
Ketika ekspor seret, maka penerimaan devisa juga terganggu. Akibatnya sokongan devisa untuk penguatan kurs menjadi terbatas. Risiko ini yang mungkin dibaca investor, sehingga dolar AS mendapat 'hukuman'.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Rabu (4/4/2018), dolar AS saat pembukaan pasar spot berada di Rp 13.760. Rupiah menguat tipis 0,02% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
![]() |
Baca:Bisa Rebound, IHSG? |
Namun pagi ini terdapat perkembangan baru. Sentimen perang dagang muncul kembali dengan komentar dari pemerintah China.
Mengutip Reuters, Kementerian Perdagangan China mengutuk keras dan akan melawan tindakan AS yang dalam waktu dekat menerapkan bea masuk terhadap 1.300 produk Negeri Tirai Bambu. Pemerintah AS yang dipimpin Presiden Donald Trump sudah merilis daftar produk-produk yang akan dikenakan bea masuk.
"Kami akan mengambil langkah yang serupa terhadap produk-produk AS. Kami yakin memiliki kekuatan untuk merespons segala kebijakan proteksionis dari AS," tegas pernyataan tersebut.
Pernyataan Kementerian Perdagangan China ini mengobarkan kembali isu perang dagang. Aksi saling balas dan saling proteksi belum selesai, meski kabarnya kedua negara tengah bernegosiasi untuk menghindari potensi perang dagang.
Akibat dari perkembangan ini, greenback berbalik melemah. Dolar AS memang bakal terpukul jika produk AS sulit masuk ke China, yang merupakan pasar ekspor ketiga terbesar bagi Negeri Adidaya.
Ketika ekspor seret, maka penerimaan devisa juga terganggu. Akibatnya sokongan devisa untuk penguatan kurs menjadi terbatas. Risiko ini yang mungkin dibaca investor, sehingga dolar AS mendapat 'hukuman'.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular