
Ramai-ramai Bank Perkuat Modal Demi Aturan Internasional
gita rossiana, CNBC Indonesia
03 April 2018 15:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan diprediksi akan terus meningkat. Hal ini seiring dengan adanya kewajiban bank untuk memenuhi ketentuan Basel, capital surcharge dan recovery plan.
Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Iman Nugroho Soeko mengungkapkan, pada tahun ini perseroan menargetkan CAR di angka 17-18%. Peningkatan CAR ini seiring dengan kewajiban bank untuk memenuhi modal inti dengan CAR minimal 8%.
Ditambah pula, bank masih harus menambah penyangga sesuai profil risiko. "Bank harus mengikuti ketentuan Basel III, harus menambah penyangga capital conservation buffer dan countercyclical buffer," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Selasa (3/4/2018).
Di samping itu, sebagai bank sistemik BTN juga harus memenuhi capital surcharge sebagai tambahan modal agar bisa meningkatkan kemampuan bank menyerap kerugian.
"BTN berdasarkan surat OJK terdahulu termasuk dalam kategori bucket 1 yang per 1 januari 2019 harus menyediakan tambahan modal (capital surcharge 1%). Jadi adanya capital surcharge tersebut mengharuskan kami menjaga level CAR yg lebih tinggi 1% dari kondisi tanpa adanya capital surcharge," ujar dia.
Di sisi lain, Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengungkapkan, pada tahun ini perseroan menargetkan CAR bisa di angka 17%. Perubahan CAR ini seiring dengan rencana perseroan untuk menerbitkan obligasi berkarakteristik modal (convertible bond) sekitar Rp 1 triliun.
Direktur Bank OCBC NISP Hartati mengungkapkan, pemenuhan rencana aksi harus diselesaikan sebelum akhir 2018."Kami sedang kaji instrumen yang tepat yang akan diselesaikan sebelum akhir 2018 dengan tidak lebih dari Rp 1 triliun," ujar dia.
Sedangkan faktor lain yang bisa mempengaruhi CAR adalah pemenuhan capital surcharge sebesar 1% untuk bank yang masuk kategori sistemik. "CAR kami jaga di angka 17%, yakni dari laba usaha 2018 dan juga bisa menambah modal dari obligasi," jelas dia.
Sementara itu, berdasarkan data OJK, CAR perbankan hingga Januari 2018 mencapai 23,43%. Nilai tersebut meningkat 23,21% dibandingkan Januari 2017.
(dru) Next Article Wamenkeu Ungkap Jurus Ampuh Jaga Ekonomi RI Tumbuh Positif!
Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Iman Nugroho Soeko mengungkapkan, pada tahun ini perseroan menargetkan CAR di angka 17-18%. Peningkatan CAR ini seiring dengan kewajiban bank untuk memenuhi modal inti dengan CAR minimal 8%.
Ditambah pula, bank masih harus menambah penyangga sesuai profil risiko. "Bank harus mengikuti ketentuan Basel III, harus menambah penyangga capital conservation buffer dan countercyclical buffer," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Selasa (3/4/2018).
"BTN berdasarkan surat OJK terdahulu termasuk dalam kategori bucket 1 yang per 1 januari 2019 harus menyediakan tambahan modal (capital surcharge 1%). Jadi adanya capital surcharge tersebut mengharuskan kami menjaga level CAR yg lebih tinggi 1% dari kondisi tanpa adanya capital surcharge," ujar dia.
Di sisi lain, Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengungkapkan, pada tahun ini perseroan menargetkan CAR bisa di angka 17%. Perubahan CAR ini seiring dengan rencana perseroan untuk menerbitkan obligasi berkarakteristik modal (convertible bond) sekitar Rp 1 triliun.
Direktur Bank OCBC NISP Hartati mengungkapkan, pemenuhan rencana aksi harus diselesaikan sebelum akhir 2018."Kami sedang kaji instrumen yang tepat yang akan diselesaikan sebelum akhir 2018 dengan tidak lebih dari Rp 1 triliun," ujar dia.
Sedangkan faktor lain yang bisa mempengaruhi CAR adalah pemenuhan capital surcharge sebesar 1% untuk bank yang masuk kategori sistemik. "CAR kami jaga di angka 17%, yakni dari laba usaha 2018 dan juga bisa menambah modal dari obligasi," jelas dia.
Sementara itu, berdasarkan data OJK, CAR perbankan hingga Januari 2018 mencapai 23,43%. Nilai tersebut meningkat 23,21% dibandingkan Januari 2017.
(dru) Next Article Wamenkeu Ungkap Jurus Ampuh Jaga Ekonomi RI Tumbuh Positif!
Most Popular