Bank Sentral Kompak Naikkan Bunga, BI Bagaimana?

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
02 April 2018 11:52
Peningkatan tingkat bunga di negara lain tidak lantas disikapi dengan peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) berjanji akan menjaga indikator makro ekonomi agar pembalikan modal asing tidak terjadi meski bank-bank sentral di negara lain menaikkan tingkat suku bunganya.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, peningkatan tingkat bunga di negara lain tidak lantas disikapi dengan peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia.

"Kalau suku bunga di luar naik, belum tentu kita naik," ujar dia dalam acara kesepakatan kerjasama dengan Real Estate Indonesia (REI) di Gedung BI, Senin (2/4/2018).

Hal yang terpenting menurut Mirza adalah bagaimana menjaga indikator makro supaya tetap baik. Indikator makro di sini bisa dari sisi tingkat inflasi, defisit transaksi berjalan dan indikator lainnya.

"Yang penting adalah bagaimana menjaga makro baik (supaya modal asing tidak keluar)," jelas dia

Meski, untuk yield surat berharga negara (SBN) tenor 10 tahun menurut Mirza sedikit meningkat. Adapun peningkatan tersebut sekitar 60 bps ke angka 6,8%. "Namun levelnya masih cukup rendah," jelas dia.

Sementara itu, terkait suku bunga bank sentral di negara lain, Mirza mengungkapkan ada beberapa negara yang akan menaikkannya. Seperti misalnya, The Fed yang sudah menaikkan suku bunga acuan enam kali, Inggris sudah menaikkan suku bunga pada 2017 dan satu kali lagi pada 2018 dan Kanada sekitar dua kali lagi, yakni Januari dan April 2018.

Setelah sebelumnya pada 2017, Kanada sudah menaikkan suku bunga acuan 50 bps. Disusul kemudian Australia sebanyak satu kali lagi tahun ini.

"Pada 2018, akan lebih banyak bank sentral yang menaikkan suku bunga dibanding 2017," terang dia.


(dru) Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular