
Meski Bursa Bergejolak Reksa Dana Saham Masih Jadi Pilihan
Monica Wareza, CNBC Indonesia
27 March 2018 18:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) menilai saat ini berinvestasi di reksa dana dengan aset dasar (underlying asset) saham masih menarik meski sempat terjadi gejolak di pasar ekuitas. Rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga dan potensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China hanya bersifat sementara.
Chief Economist and Investment MAMI Katarina Setiawan mengatakan pasar saham Indonesia masih sangat menarik terlepas dari sentimen negatif global. Dia menyebutkan bahwa pertumbuhan laba korporasi pada 2018 akan tumbuh double digit, ditopang oleh fundamental perekonomian Indonesia yang mulai membaik.
"Seharusnya sesudah gejolak harusnya cepat atau lambat investor asing akan kembali dan kembali melihat Indonesia menarik jadi potensinya baik dan seiring dengan itu reksadana saham sangat menarik saat ini," kata Katarina di Kantor MAMI, Jakarta, Selasa (27/3).
Menurut dia, saham dari emiten yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, arus kas yang baik, sistem manajemen yang baik dan valuasi yang tidak terlalu mahal layak untuk dijadikan underlying aset reksa dana saham.
Pertumbuhan AUM
MAMI tahun ini menargetkan kenaikan dana kelolaan (asset under managemen/AUM) minimal sebesar 20% atau menjadi Rp 78,84 triliun di akhir tahun ini. Hingga akhir tahun lalu tercatat nilai AUM perusahaan sebesar Rp 65,7 triliun.
Presiden Direktur MAMI Legowo Kusumonegoro mengatakan saat ini jumlah investor reksa dana di perusahaan sudah mewakili 30% dari total investor reksa dana di Indonesia. Sehingga pertumbuhan sebesar 20% tak sulit untuk diraih perusahaan.
"Tahun ini target pertumbuhan AUM sampai 20%," kata Legowo di kesempatan yang sama.
Legowo menyebutkan pertumbuhan AUM di tahun lalu paling besar masih disumbangkan oleh AUM dari kontrak pengelolaan dana (KPD) yang mencapai 51% atau setara dengan Rp 40 triliun. Sementara sisanya disumbangkan oleh AUM dari produk reksadana.
Hingga saat ini perusahaan mengakui memiliki 70 produk portofolio investasi, 24 diantaranya merupakan produk reksadana. Sementara sebagian besar dari portofolio investasi ini merupakan produk mandat langsung dari investor.
Di tahun lalu, jumlah investor institusi perusahaan mencapai 150 institusi, menyumbang 84% dari total AUM perusahaan. Tahun ini perusahaan terus melakukan literasi investasi untuk terus meningkatkan edukasi untuk berinvestasi dan menggenjot jumlah investor ritel.
(hps) Next Article Genjot Pertumbuhan Dana Kelolaan, MAMI Terbitkan Reksa Dana
Chief Economist and Investment MAMI Katarina Setiawan mengatakan pasar saham Indonesia masih sangat menarik terlepas dari sentimen negatif global. Dia menyebutkan bahwa pertumbuhan laba korporasi pada 2018 akan tumbuh double digit, ditopang oleh fundamental perekonomian Indonesia yang mulai membaik.
"Seharusnya sesudah gejolak harusnya cepat atau lambat investor asing akan kembali dan kembali melihat Indonesia menarik jadi potensinya baik dan seiring dengan itu reksadana saham sangat menarik saat ini," kata Katarina di Kantor MAMI, Jakarta, Selasa (27/3).
Pertumbuhan AUM
MAMI tahun ini menargetkan kenaikan dana kelolaan (asset under managemen/AUM) minimal sebesar 20% atau menjadi Rp 78,84 triliun di akhir tahun ini. Hingga akhir tahun lalu tercatat nilai AUM perusahaan sebesar Rp 65,7 triliun.
Presiden Direktur MAMI Legowo Kusumonegoro mengatakan saat ini jumlah investor reksa dana di perusahaan sudah mewakili 30% dari total investor reksa dana di Indonesia. Sehingga pertumbuhan sebesar 20% tak sulit untuk diraih perusahaan.
"Tahun ini target pertumbuhan AUM sampai 20%," kata Legowo di kesempatan yang sama.
Legowo menyebutkan pertumbuhan AUM di tahun lalu paling besar masih disumbangkan oleh AUM dari kontrak pengelolaan dana (KPD) yang mencapai 51% atau setara dengan Rp 40 triliun. Sementara sisanya disumbangkan oleh AUM dari produk reksadana.
Hingga saat ini perusahaan mengakui memiliki 70 produk portofolio investasi, 24 diantaranya merupakan produk reksadana. Sementara sebagian besar dari portofolio investasi ini merupakan produk mandat langsung dari investor.
Di tahun lalu, jumlah investor institusi perusahaan mencapai 150 institusi, menyumbang 84% dari total AUM perusahaan. Tahun ini perusahaan terus melakukan literasi investasi untuk terus meningkatkan edukasi untuk berinvestasi dan menggenjot jumlah investor ritel.
(hps) Next Article Genjot Pertumbuhan Dana Kelolaan, MAMI Terbitkan Reksa Dana
Most Popular