
Rupiah Melemah di Hadapan Yen, Yuan, Sampai Ringgit
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
23 March 2018 13:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini, nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap mata uang dunia terutama pengaruh naiknya suku bunga The Federal Reserve/The Fed serta potensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Terhadap mata uang kawasan, rupiah pun kurang berdaya.
(aji/aji) Next Article Rupiah Juara Asia Pekan Ini, Pekan Depan Gimana ?
Pada Jumat (23/3/2018), rupiah terus bergerak melemah khususnya terhadap beberapa mata uang di kawasan Asia. Berdasarkan data yang dihimpun dari Reuters, rupiah bergerak melemah terhadap mata uang mitra dagang utama, seperti yang terlampir sebagai berikut:
Pelemahan ini tidak bisa dihindari mengingat potensi arus modal yang keluar dari Indonesia semakin besar seiring naiknya suku bunga acuan di AS. Di sisi lain, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan tingkat suku bunga di 4,25% semakin memperkecil spread sehingga memperbesar peluang terjadinya capital outflow.
Informasi mengenai mata uang tersebut menjadi penting mengingat sebagian besar mitra dagang utama Indonesia berasal dari kawasan Asia seperti China, Singapura, Jepang, Thailand, dan Malaysia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa kelima negara tersebut memiliki pangsa pasar impor Indonesia hingga mencapai 54,78%. Sehingga ketika adanya volatilitas nilai tukar dapat berpengaruh signifikan terhadap neraca perdagangan Indonesia.
Lebih lanjut data BPS juga menunjukan bagaimana besar ekspor dan impor Indonesia terhadap negara-negara tersebut.
Terlihat di sini bahwa Indonesia mengalami defisit perdagangan yang cukup besar dengan mitra-mitra dagang utama. Dengan melihat adanya pelemahan yang terjadi pada rupiah, maka hal ini dapat dijadikan momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor terhadap negara-negara tersebut.
Misalnya dengan China, impor Indonesia didominasi oleh barang-barang elektronik seperti perlengkapan telekomunikasi, alat pemprosesan data, mesin elektrik dan barang-barang industri lainnya. Barang-barang seperti ini seharusnya bisa diproduksi di dalam negeri, bila industri domestik kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 131,50 | -0,69 |
Dolar Singapura | 10,477.31 | -0,37 |
Yuan China | 2,716.73 | -0,35 |
Bath Thailand | 440,00 | 0,00 |
Ringgit Malaysia | 3,515.82 | -0,18 |
Pelemahan ini tidak bisa dihindari mengingat potensi arus modal yang keluar dari Indonesia semakin besar seiring naiknya suku bunga acuan di AS. Di sisi lain, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan tingkat suku bunga di 4,25% semakin memperkecil spread sehingga memperbesar peluang terjadinya capital outflow.
![]() |
Nama | Ekspor (US$) | Impor (US$) | Selisih (US$) |
Thailand | 582.234.205 | 92.796.000.000 | -92.213.765.795 |
Singapora | 1.035.409.660 | 168.888.000.000 | -167.852.590.340 |
Tiongkok | 2.379.420.748 | 357.672.000.000 | -355.292.579.252 |
Malaysia | 735.714.040 | 87.967.000.000 | -87.231.285.960 |
Jepang | 1.735.021.749 | 152.414.000.000 | -150.678.978.251 |
Terlihat di sini bahwa Indonesia mengalami defisit perdagangan yang cukup besar dengan mitra-mitra dagang utama. Dengan melihat adanya pelemahan yang terjadi pada rupiah, maka hal ini dapat dijadikan momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor terhadap negara-negara tersebut.
Misalnya dengan China, impor Indonesia didominasi oleh barang-barang elektronik seperti perlengkapan telekomunikasi, alat pemprosesan data, mesin elektrik dan barang-barang industri lainnya. Barang-barang seperti ini seharusnya bisa diproduksi di dalam negeri, bila industri domestik kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Juara Asia Pekan Ini, Pekan Depan Gimana ?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular