Yield Obligasi Negara Sentuh 6,84%, Tertinggi Sejak Oktober

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 March 2018 10:16
Perang Dagang Ikut Bebani Pasar SBN
Foto: CNBC
Di sisi lain, tekanan terhadap pasar SBN juga datang dari pelemahan nilai tukar rupiah. Pagi ini, rupiah dibuka melemah 0,07% terhadap dolar AS. 

Namun seiring perjalanan, rupiah terus melemah. Pada pukul 09:35 WIB, rupiah melemah sampai 0,25% ke Rp 13.785/US$. Semakin mendekati Rp 13.800/US$. 

Reuters
Pelemahan rupiah, selain disebabkan capital outflow, juga didorong oleh potensi perang dagang antara AS vs China. Presiden AS Donald Trump telah meneken aturan tentang bea masuk terhadap importasi dari China yang bisa bernilai hingga US$ 60 miliar.  

Langkah ini ditempuh untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual. Produk yang masuk daftar mencapai 1.300. 

Sebelumnya, China menyatakan tidak akan tinggal diam jika AS menerapkan kebijakan tersebut. China akan membalas dengan mempersulit produk AS masuk ke negaranya. Produk pertanian, pesawat terbang, sampai alat berat menjadi target potensial. 

Ketika China benar-benar mempersulit produk AS untuk masuk, terutama produk agrikultur, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menegaskan Washington akan menyiapkan langkah balasan. Ternyata tensi masih dan justru semakin meninggi. 

Saat dua kekuatan besar ini berseteru, maka dampaknya akan menyebar ke seluruh dunia. Permintaan produk China di AS akan turun karena pembatasan, sehingga mempengaruhi industri di Negeri Tirai Bambu. Negara-negara pemasok bahan baku maupun barang modal bagi industri di China juga akan terpukul. 

Sementara kala China membalas dengan mempersulit produk AS masuk ke negaranya, itu juga membuat industri di AS terbanting. Bagaimana pun juga China adalah negara tujuan utama ekspor AS setelah Kanada dan Meksiko.  Saat industri AS terluka, maka permintaan bahan baku dan barang modal dari berbagai negara juga berkurang.  

Oleh karena itu, perang dagang AS vs China akan merusak rantai pasok dan industri dalam skala yang masif. Korban dari perang dagang ini adalah perekonomian global. 

Indonesia pun akan terkena getahnya. China dan AS merupakan negara-negara mitra dagang utama Indonesia. Bila industri di sana melambat, maka dampaknya adalah ekspor Indonesia ikut seret. 

Hambatan ekspor berarti pasokan devisa akan berkurang. Risiko ini menjadi pemberat bagi rupiah, karena pergerakannya tinggal mengharapkan aliran modal asing dari pasar keuangan yang bisa keluar-masuk kapan saja (hot money). 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/roy)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular