
BNI Bagi Dividen Rp 4,7 Triliun atau 35% dari Laba 2017
gita rossiana, CNBC Indonesia
20 March 2018 17:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyetujui 65% laba perseroan pada 2017 digunakan sebagai laba ditahan.
Direktur Utama Bank BNI Achmad Baiquni mengatakan, laba bersih perseroan pada akhir 2017 senilai Rp 13,6 triliun. "Sebesar 65% atau Rp 8,85 triliun ditetapkan sebagai laba ditahan," katanya dalam RUPS Bank BNI di Hotel Shangri-La Jakarta, Selasa (20/3/2018).
"Sedangkan sisanya yaitu sebesar 25% atau senilai Rp 3,40 triliun digunakan sebagai dividen, dan 10% atau senilai Rp 1,36 triliun ditetapkan sebagai spesial dividen," ungkap Baiquni.
Sebagai informasi BNI mencatat laba bersih konsolidasi pada 2017 sebesar Rp 13,62 triliun. Nilai tersebut bertumbuh 20,1% year on year (yoy). Pertumbuhan laba bersih tersebut berasal pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 31,94 triliun atau bertumbuh 6,5% year on year (yoy).
Tingginya pendapatan bunga bersih, ditopang oleh penyaluran kredit sebesar Rp 441,31 triliun atau bertumbuh 12,2% yoy. Adapun segmen kredit paling besar atau 78,3% adalah segmen bisnis banking, disusul selanjutnya atau 16,2% segmen konsumer dan 5,5% lainnya oleh perusahaan anak.
Selanjutnya dilihat dari sisi aset, hingga akhir 2017 aset BNI mencapai Rp 709,33 triliun, bertumbuh 17,6% yoy. Pertumbuhan aset ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang bertumbuh 18,5% yoy ke angka Rp 516,1 triliun.
(dru/dru) Next Article Strategi BNI Atasi 4 Tantangan Pengembangan Sektor UMKM
Direktur Utama Bank BNI Achmad Baiquni mengatakan, laba bersih perseroan pada akhir 2017 senilai Rp 13,6 triliun. "Sebesar 65% atau Rp 8,85 triliun ditetapkan sebagai laba ditahan," katanya dalam RUPS Bank BNI di Hotel Shangri-La Jakarta, Selasa (20/3/2018).
"Sedangkan sisanya yaitu sebesar 25% atau senilai Rp 3,40 triliun digunakan sebagai dividen, dan 10% atau senilai Rp 1,36 triliun ditetapkan sebagai spesial dividen," ungkap Baiquni.
Tingginya pendapatan bunga bersih, ditopang oleh penyaluran kredit sebesar Rp 441,31 triliun atau bertumbuh 12,2% yoy. Adapun segmen kredit paling besar atau 78,3% adalah segmen bisnis banking, disusul selanjutnya atau 16,2% segmen konsumer dan 5,5% lainnya oleh perusahaan anak.
Selanjutnya dilihat dari sisi aset, hingga akhir 2017 aset BNI mencapai Rp 709,33 triliun, bertumbuh 17,6% yoy. Pertumbuhan aset ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang bertumbuh 18,5% yoy ke angka Rp 516,1 triliun.
(dru/dru) Next Article Strategi BNI Atasi 4 Tantangan Pengembangan Sektor UMKM
Most Popular