
Rupiah dan Dolar AS Kompak Stagnan
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 March 2018 09:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka stagnan pada perdagangan hari ini. Greenback pun bergerak mendatar karena tertahan sentimen perang dagang.
Pada Kamis (15/2/2018), dolar AS kala pembukaan perdagangan di pasar spot berada di posisi Rp 13.735/US$. Tidak berubah dibandingkan hari sebelumnya.
Dolar AS memang sedang bergerak flat. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama, melemah tipis 0,05%.
Greenback tertahan akibat kecemasan investor terhadap kemungkinan perang dagang antara AS dengan China. Ini karena wacana Presiden AS Donald Trump yang ingin mengenakan bea masuk bagi produk-produk China demi alasan perlindungan atas hak kekayaan intelektual.
Tensi Washington-Beijing dalam hal perdagangan memang sedang agak meninggi. Beberapa waktu lalu, pemerintah China juga mengkritik keras kebijakan pengenaan bea masuk baja dan aluminium yang diterapkan AS.
AS tidak tinggal diam. Larry Kudlow, calon Kepala Dewan Ekonomi Gedung Putih, menyatakan China pantas mendapat perlakuan keras dalam hal perdagangan. Calon pengganti Gary Cohn ini menilai China selama ini telah bermain curang.
"Sejak lama, China sudah tidak mematuhi aturan. Saya harus katakan, China layak mendapat respons keras," tegasnya dalam wawancara dengan CNBC.
Trump memang ingin memangkas defisit perdagangan AS dengan China yang tahun lalu mencapai US$ 375 miliar. Sarah Sanders, Juru Bicara Gedung Putih, menyatakan pemerintah AS menargetkan mengurangi defisit perdagangan sebesar US$ 100 miliar.
Caranya dengan meminta China lebih banyak membeli produk AS seperti kedelai atau pesawat terbang. Atau China mesti membuat perubahan dalam kebijakan perdagangan mereka seperti memotong subsidi kepada BUMN mereka atau mengurangi produksi baja dan aluminium.
Perkembangan ini membuat dolar AS sulit bergerak. Jika perang dagang benar-benar terjadi maka yang paling terluka adalah ekspor AS karena dipersulit masuk ke China.
Artinya ada potensi devisa yang tidak akan masuk ke perekonomian AS sehingga greenback pun sulit menguat. Potensi ini yang dibaca pasar sehingga dolar AS masih cenderung defensif.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Pada Kamis (15/2/2018), dolar AS kala pembukaan perdagangan di pasar spot berada di posisi Rp 13.735/US$. Tidak berubah dibandingkan hari sebelumnya.
![]() |
![]() |
Tensi Washington-Beijing dalam hal perdagangan memang sedang agak meninggi. Beberapa waktu lalu, pemerintah China juga mengkritik keras kebijakan pengenaan bea masuk baja dan aluminium yang diterapkan AS.
AS tidak tinggal diam. Larry Kudlow, calon Kepala Dewan Ekonomi Gedung Putih, menyatakan China pantas mendapat perlakuan keras dalam hal perdagangan. Calon pengganti Gary Cohn ini menilai China selama ini telah bermain curang.
"Sejak lama, China sudah tidak mematuhi aturan. Saya harus katakan, China layak mendapat respons keras," tegasnya dalam wawancara dengan CNBC.
Trump memang ingin memangkas defisit perdagangan AS dengan China yang tahun lalu mencapai US$ 375 miliar. Sarah Sanders, Juru Bicara Gedung Putih, menyatakan pemerintah AS menargetkan mengurangi defisit perdagangan sebesar US$ 100 miliar.
Caranya dengan meminta China lebih banyak membeli produk AS seperti kedelai atau pesawat terbang. Atau China mesti membuat perubahan dalam kebijakan perdagangan mereka seperti memotong subsidi kepada BUMN mereka atau mengurangi produksi baja dan aluminium.
Perkembangan ini membuat dolar AS sulit bergerak. Jika perang dagang benar-benar terjadi maka yang paling terluka adalah ekspor AS karena dipersulit masuk ke China.
Artinya ada potensi devisa yang tidak akan masuk ke perekonomian AS sehingga greenback pun sulit menguat. Potensi ini yang dibaca pasar sehingga dolar AS masih cenderung defensif.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Most Popular