
Kecemasan Perang Dagang dengan China Buat Wall Street Melemah
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
15 March 2018 06:38

New York, CNBC Indonesia - Saham-saham di bursa Amerika Serikat (AS) berjatuhan pada perdagangan hari Rabu (14/3/2018) setelah Presiden Donald Trump berencana mengenakan tarif baru untuk impor dari China. Hal itu memantik kekhawatiran perang dagang yang dapat meningkatkan biaya produksi dan menurunkan ekspor perusahaan-perusahan AS.
Dow Jones Industrial Average anjlok 248,91 poin atau 1% menjadi 24.758,12, S&P 500 kehilangan 15,83 poin atau 0,57% ke 2.749,48, dan Nasdaq Composite turun 14,2 poin atau 0,19% ke 7.496,81.
Dilansir dari Reuters, pemerintahan Presiden Trump menekan China untuk mengurangi surplus nilai perdagangannya dengan AS sebesar US$100 miliar (Rp 1.373 triliun), demikian pernyataan Gedung Putih hari Rabu.
Trump berencana mengenakan bea impor untuk produk-produk China senilai hingga $60 miliar. Produk-produk yang disasar tarif baru itu adalah sektor teknologi, telekomunikasi, dan pakaian, kata seorang sumber kepada Reuters hari Selasa.
Karena masa pengumuman laporan keuangan telah berakhir, perkembangan yang terjadi di pemerintahan menjadi lebih penting bagi investor, kata Brad McMillan, chief investment officer di Commonwealth Financial Network.
"Tentu saja dari sisi ekonomi, potensi dampak dari tarif tersebut akan menjalar ke pasar," katanya. "Kita sedang dalam periode di mana tidak ada banyak kabar baik di luar sana."
Trump sebelumnya telah mengesahkan pengenaan bea masuk untuk impor baja dan aluminium, juga untuk mesin cuci dan panel surya. Tindakan itu dikhawatirkan akan mendorong munculnya aksi balasan dari rekan dagang AS.
(prm) Next Article Wall Street Dibuka 'Galau' di Awal Pekan, Ada Apa?
Dow Jones Industrial Average anjlok 248,91 poin atau 1% menjadi 24.758,12, S&P 500 kehilangan 15,83 poin atau 0,57% ke 2.749,48, dan Nasdaq Composite turun 14,2 poin atau 0,19% ke 7.496,81.
Dilansir dari Reuters, pemerintahan Presiden Trump menekan China untuk mengurangi surplus nilai perdagangannya dengan AS sebesar US$100 miliar (Rp 1.373 triliun), demikian pernyataan Gedung Putih hari Rabu.
Karena masa pengumuman laporan keuangan telah berakhir, perkembangan yang terjadi di pemerintahan menjadi lebih penting bagi investor, kata Brad McMillan, chief investment officer di Commonwealth Financial Network.
"Tentu saja dari sisi ekonomi, potensi dampak dari tarif tersebut akan menjalar ke pasar," katanya. "Kita sedang dalam periode di mana tidak ada banyak kabar baik di luar sana."
Trump sebelumnya telah mengesahkan pengenaan bea masuk untuk impor baja dan aluminium, juga untuk mesin cuci dan panel surya. Tindakan itu dikhawatirkan akan mendorong munculnya aksi balasan dari rekan dagang AS.
(prm) Next Article Wall Street Dibuka 'Galau' di Awal Pekan, Ada Apa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular