Rupiah Bisa Menguat Sampai Rp 13.620/US$

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 March 2018 09:22
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus bergerak menguat setelah pembukaan pasar.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus bergerak menguat setelah pembukaan pasar. Reli rupiah diperkirakan bisa berlangsung hingga ke Rp 13.620/US$. 

Pada Rabu (14/3/2018), dolar AS di pasar spot dibuka di posisi Rp 13.740/US$. Greenback melemah 0,04% terhadap rupiah. 

Seiring perjalanan, rupiah terus menguat. Pada pukul 09.10 WIB, rupiah berhasil menyentuh Rp 13.733/US$. 

Rupiah Bisa Menguat Sampai Rp 13.620/US$Reuters
Tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bisa terus berlanjut. Mengutip Reuters, berdasarkan analisis Bollinger Band rupiah bahkan bisa menguat sampai Rp 13.620/US$. Level support untuk perdagangan hari ini ada di kisaran Rp 13.690/US$. 

Rupiah bisa memanfaatkan situasi dolar AS yang tengah tertekan. Greenback gagal memperoleh momentum dari rilis data inflasi.

Pada Februari 2018, inflasi Negeri Paman Sam tercatat 0,2% secara bulanan dan 2,2% secara tahunan. Angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar.
 

Rilis inflasi menambah deretan data yang tidak mendukung penguatan dolar AS. Sebelumnya, data ketenagakerjaan AS menyebutkan kenaikan gaji per jam selama Februari hanya 0,1%. Lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 0,5%. 

Data-data ini seakan mengkonfirmasi bahwa The Federal Reserve/The Fed sepertinya tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuan. Proyeksi kenaikan tiga kali sepanjang 2018 sepertinya masih relevan, sulit untuk naik lebih dari itu karena data-data yang belum mendukung. 

Padahal dolar AS membutuhkan kenaikan suku bunga untuk menjangkar ekspektasi inflasi. Kala inflasi bisa terkendali, maka nilai tukar akan menguat. 

Selain itu, politik AS juga tengah gaduh karena pencopotan Rex Tillerson dari posisi Menteri Luar Negeri. Presiden Donald Trump menggantikan Tillerson dengan Mike Pompeo, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Badan Intelejen Pusat (CIA). Pergantian ini membuat pasar sedikit gusar, karena menebak-nebak bagaimana kebijakan luar negeri AS ke depan. 

Belum lagi ada rencana AS menerapkan bea masuk baru bagi produk-produk asal China. Mengutip Reuters, pemberitaan Politico menyebutkan Trump akan mengenakan bea masuk baru yang menyasar produk-produk China terkait kekayaan intelektual. Bea masuk tersebut dikabarkan akan keluar pekan depan. 

Disebutkan bahwa pemerintah AS akan menerapkan bea masuk bagi lebih dari 100 produk China. Akan diatur juga mengenai kemungkinan pembatasan visa bagi warga China atau control yang lebih ketat atas ekspor ke Negeri Tirai Bambu untuk mencegah pencurian kekayaan intelektual.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji) Next Article Rupiah Merana Nyaris ke Rp15.000 Lagi, Ini Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular