Begini Hubungan Kenaikan Harga Minyak dengan IHSG

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
13 March 2018 15:05
Hingga pukul 12.55 WIB, harga minyak jenis light sweet terkoreksi 0,05% ke US$ 61,33/barel, sementara brent turun 0,03% ke US$ 64,93/barel.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak global melanjutkan hari ini melanjutkan tren pelemahan meskipun masih cenderung bergerak flat, setelah pada perdagangan hari Senin (12/3) anjlok sekitar 1%. Hingga pukul 12.55 WIB, harga minyak jenis light sweet terkoreksi 0,05% ke US$ 61,33 per barel, sementara brent turun 0,03% ke US$ 64,93 per barel.
Begini Hubungan Harga Minyak dengan IHSGFoto: CNBC Indonesia

Harga minyak global masih tertekan seiring dengan kekhawatiran investor akan melonjaknya produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan peningkatan cadangan minyak Negeri Paman Sam. Produksi minyak mingguan AS selama sepekan hingga 2 Maret 2018 berhasil mencetak rekor baru di angka 10,37 juta barel per hari.

Kencangnya produksi shale oil AS tersebut membuat US Energy Information Administration (EIA) menaikkan proyeksi produksi minyak mentah AS pada kuartal IV 2018 menjadi rata-rata 11,17 juta barel per hari pada awal pekan lalu. Padahal bulan lalu, estimasi EIA hanya sebesar 11,04 juta per hari. Apabila proyeksi tersebut menjadi kenyataan, AS akan menjadi produsen minyak terbesar di dunia, mengungguli Rusia.

Lalu seberapa besar dampak naik-turun harga minyak global terhadap indeks saham pertambangan danĀ  IHSG ? Tim Riset CNBC Indonesia menganalisis korelasi antara fluktuasi harga minyak dunia dengan pergerakan harga saham sektor pertambangan IHSG dengan metode regresi linier sederhana.

Data yang digunakan dalam analisis adalah data historis harga minyak jenis light sweet dan indeks saham pertambangan IHSG sebanyak 279 seri, dari awal Januari 2017 hingga tanggal 12 Maret 2018. Berikut hasil regresi linier Tim Riset CNBC Indonesia.

Dilihat dari hasil regresi di atas, dapat dilihat bahwa pergerakan indeks saham sektor pertambangan IHSG berkorelasi positif dengan harga minyak jenis light sweet, dimana tiap penambahan harga minyak sebesar US$ 1/barel akan menaikkan indeks saham sektor pertambangan sebesar 26,07 poin.

Dilihat dari angka Probability t-statistic yang bernilai 0,00, dapat disimpulkan bahwa harga minyak berpengaruh signifikan terhadap pergerakan indeks saham sektor pertambangan. Sementara itu, nilai R-squared yang sebesar 0,67 mengindikasikan bahwa pergerakan harga minyak global mampu menjelaskan 67% variasi indeks saham sektor pertambangan. 33% sisanya dipengaruhi oleh sentimen lainnya.

Tim Riset CNBC Indonesia juga melihat pengaruh harga minyak kepada harga saham PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT Medco Energi International Tbk (MEDC), yang merupakan dua saham sub-sektor perminyakan dengan kapitalisasi pasar terbesar.

Berdasarkan analisis Tim Riset CNBC Indonesia, harga minyak juga berpengaruh signifikan kepada harga kedua saham tersebut, dimana tiap penambahan harga minyak sebesar US$ 1/barel akan menaikkan saham ELSA dan MEDC masing-masing 8,72 dan 36,73 poin.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Harga Minyak Galau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular