
Bea Impor Baja Trump Bebani Pergerakan Wall Street
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
13 March 2018 06:29

New York, CNBC Indonesia - Indeks-indeks acuan Wall Street ditutup bervariasi hari Senin (12/3/2018) setelah pengesahan aturan pengenaan bea masuk untuk impor baja dan aluminium oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hari Kamis pekan lalu.
S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average terkoreksi karena tarif tersebut membebani pergerakan saham-saham sektor industri sementara kenaikan saham-saham perusahaan teknologi mendorong penguatan indeks Nasdaq Composite, dilansir dari Reuters.
Dow Jones melemah 157,13 poin atau 0,62% menjadi 25.178,61, S&P 500 terkoreksi 3,55 poin atau 0,13% ke 2.783,02 sementara Nasdaq bertambah 27,52 poin atau 0,36% dan ditutup di 7.588,33.
Saham perusahaan pembuat pesawat terbang Boeing turun 2,9% dan perusahaan alat berat Caterpillar melemah 2,4% karena kebijakan dagang protektif Trump terhadap impor baja dan aluminium akan menaikkan biaya produksi sekaligus menghambat ekspor mereka. Boeing dan Caterpillar mencatatkan pelemahan terbesar untuk indeks Dow Jones.
Trump melunakkan kebijakannya dengan memberi pengecualian untuk Kanada dan Meksiko dan sedang bernegosiasi dengan Uni Eropa (UE) dan Jepang yang mengajukan pengecualian serupa.
"Perusahaan multinasional besar dan industri di seluruh dunia terpukul oleh kekhawatiran bahwa mereka akan menjadi target sanksi balasan," kata Robert Phipps, direktur Per Stirling Capital Management.
Indeks yang sarat perusahaan teknologi, Nasdaq, terdorong menguat menyusul sinyal dari pemerintah AS yang menolak rencana akuisisi perusahaan pembuat chip Qualcomm senilai US$117 miliar (Rp 1.610 triliun) oleh perusahaan asal Singapura Broadcom.
Kementerian Keuangan AS dalam suratnya kepada Broadcom menyebutkan alasan keamanan nasional terkait alasan penolakan persetujuan penawaran tersebut dan bahwa perusahaan itu tidak memberikan informasi yang cukup mengenai rencana mereka untuk berdomisili usaha di wilayah AS.
Saham Broadcom menguat 3,6% sementara Qualcomm stagnan.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average terkoreksi karena tarif tersebut membebani pergerakan saham-saham sektor industri sementara kenaikan saham-saham perusahaan teknologi mendorong penguatan indeks Nasdaq Composite, dilansir dari Reuters.
Dow Jones melemah 157,13 poin atau 0,62% menjadi 25.178,61, S&P 500 terkoreksi 3,55 poin atau 0,13% ke 2.783,02 sementara Nasdaq bertambah 27,52 poin atau 0,36% dan ditutup di 7.588,33.
Trump melunakkan kebijakannya dengan memberi pengecualian untuk Kanada dan Meksiko dan sedang bernegosiasi dengan Uni Eropa (UE) dan Jepang yang mengajukan pengecualian serupa.
"Perusahaan multinasional besar dan industri di seluruh dunia terpukul oleh kekhawatiran bahwa mereka akan menjadi target sanksi balasan," kata Robert Phipps, direktur Per Stirling Capital Management.
Indeks yang sarat perusahaan teknologi, Nasdaq, terdorong menguat menyusul sinyal dari pemerintah AS yang menolak rencana akuisisi perusahaan pembuat chip Qualcomm senilai US$117 miliar (Rp 1.610 triliun) oleh perusahaan asal Singapura Broadcom.
Kementerian Keuangan AS dalam suratnya kepada Broadcom menyebutkan alasan keamanan nasional terkait alasan penolakan persetujuan penawaran tersebut dan bahwa perusahaan itu tidak memberikan informasi yang cukup mengenai rencana mereka untuk berdomisili usaha di wilayah AS.
Saham Broadcom menguat 3,6% sementara Qualcomm stagnan.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular